Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - WASHINTONG. Valuasi Microsoft Corp kini bisa mencapai angka US$ 1 triliun untuk pertama kalinya setelah eksekutif perusahaan memperkirakan pertumbuhan berkelanjutan untuk bisnis komputer awan (cloud computing). Total pendapatan Microsoft pada Maret 2019 naik 14% menjadi US$ 30,57 miliar, mengalahkan estimasi analis yang sebesar US$ 29,84 miliar.
Seperti diberitakan Reuters, penghasilan bersih Microsoft naik menjadi US$ 8,81 miliar, atau US$ 1,15 per saham dari periode yang sama di tahun lalu yang sebesar US$ 7,42 miliar atau 96 sen per saham.
Microsoft mampu mengalahkan estimasi Wall Street soal laba dan pendapatan triwulanan mereka. Moncernya pendapatan ini didukung oleh dorongan tak terduga dari pendapatan Windows dan pertumbuhan cepat dalam bisnis penjualan cloud yang telah mencapai puluhan miliar dollar.
Seiring kinerja positif ini, saham Microsoft naik 4,4% menjadi US$ 130,54 di akhir perdagangan Rabu waktu setempat. Hal ini mendorong Microsoft berada di depan Apple Inc yang valuasinya sebesar US$ 980 miliar.
Perusahaan teknologi seperti Apple dan Amazon.com Inc dalam beberapa bulan terakhir telah bergantian untuk mendapatkan peringkat sebagai perusahaan yang terdaftar paling berharga di AS.
Sementara itu saham Microsoft naik sekitar 23% sepanjang tahun ini, setelah mencapai rekor tertinggi sebesar US$ 125,85 selama beberapa jam dalam perdagangan reguler.
Di bawah komando Kepala Eksekutif Satya Nadella, perusahaan ini telah menghabiskan lima tahun terakhir untuk bergeser dari ketergantungan pada sistem operasi Windows yang dulu dominan untuk menjual layanan berbasis cloud.
Azure, produk cloud unggulan Microsoft, bersaing dengan pemimpin pasar yakni Amazon Web Services (AWS) untuk memberikan kekuatan komputasi awan bagi bisnis berbagai korporasi.
Chief Financial Officer Microsoft Amy Hood mengatakan kepada investor bahwa perusahaan tersebut berharap bisa mencatatkan pertumbuhan pada kuartal keempat fiskal di divisi bisnis yang bertanggung jawab atas Azure dan Office 365.
Sementara untuk kuartal ketiga yang berakhir 31 Maret ini, pertumbuhan Azure sedikit melambat menjadi 73% dari sebelumnya 76% di kuartal kedua. Mike Spencer, kepala hubungan investor Microsoft, mengatakan penurunan itu sejalan dengan perkiraan perusahaan.
Christopher Eberle, seorang analis ekuitas senior dari Nomura mengatakan Azure diperkirakan dapat menghimpun pertumbuhan penjualan setinggi 75% menjadi US$ 13,5 miliar sepanjang 2019.