Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Pendiri merek fesyen Uniqlo asal Jepang mengatakan bahwa AS mungkin menanggung dampak tarif tertinggi terhadap perdagangan global.
Mengutip Reuters, Selasa (16/9/2025), Tadashi Yanai, orang terkaya di Jepang dan CEO Fast Retailing, operator Uniqlo, mengungkapkan tentang potensi kerugian ekonomi akibat tarif yang diberlakukan oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump.
Yanai menegaskan kembali sentimen tersebut di sela-sela acara Uniqlo di New York City, saat perusahaan tersebut mempromosikan kolaborasi pakaian dan seni LifeWear dengan Toray Industries Jepang dan Museum of Modern Art.
Baca Juga: Utusan Dagang Korea Selatan Terbang ke AS untuk Lanjutkan Negosiasi Tarif
"Saya khawatir dunia bisa bangkrut," kata Yanai melalui seorang penerjemah.
"Amerika Serikat yang paling menderita," ujarnya tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Fast Retailing adalah perusahaan pakaian jadi terkemuka di seluruh Asia, dan sedang merencanakan kampanye pertumbuhan yang agresif di Eropa dan Amerika Utara.
Baca Juga: Trump Desak Uni Eropa Kenakan Tarif 100% ke Tiongkok dan India, Ini Alasannya
Pada bulan Juli, perusahaan tersebut mengatakan bahwa tarif AS yang lebih tinggi akan mulai berdampak signifikan pada operasionalnya di Amerika mulai akhir tahun ini dan berencana untuk menaikkan harga guna mengurangi dampaknya.
Mayoritas produk Uniqlo yang dijual di AS diproduksi di Asia Tenggara dan Asia Selatan.