kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.978.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.435   -56,00   -0,34%
  • IDX 7.736   -94,43   -1,21%
  • KOMPAS100 1.079   -10,72   -0,98%
  • LQ45 789   -8,41   -1,06%
  • ISSI 262   -2,74   -1,04%
  • IDX30 409   -4,48   -1,08%
  • IDXHIDIV20 475   -5,51   -1,15%
  • IDX80 119   -1,13   -0,94%
  • IDXV30 129   -0,75   -0,58%
  • IDXQ30 132   -1,48   -1,11%

Trump: Amerika Serikat Akan 'Hancur' Tanpa Pemasukan dari Tarif Impor


Senin, 01 September 2025 / 13:14 WIB
Trump: Amerika Serikat Akan 'Hancur' Tanpa Pemasukan dari Tarif Impor
ILUSTRASI. Presiden Donald Trump kembali menegaskan pentingnya kebijakan tarif dalam menopang perekonomian Amerika Serikat.. REUTERS/Leah Millis


Sumber: Fox Business | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Donald Trump kembali menegaskan pentingnya kebijakan tarif dalam menopang perekonomian Amerika Serikat.

Melalui unggahan di Truth Social pada Minggu (31/8), Trump menyatakan bahwa negara akan “sepenuhnya hancur” tanpa “triliunan dolar” pemasukan dari tarif impor yang masuk ke kas negara.

Pernyataan ini muncul hanya beberapa hari setelah pengadilan banding federal memutuskan bahwa Trump telah melampaui kewenangannya ketika menggunakan kekuasaan darurat untuk memberlakukan tarif baru terhadap barang impor.

Putusan tersebut menjadi pukulan terhadap strategi perdagangan Trump, yang menjadikan tarif sebagai salah satu pilar utama kebijakan ekonominya.

Baca Juga: Pengadilan AS Sebut Sebagian Besar Tarif Impor Trump Ilegal

Putusan Pengadilan dan Upaya Banding

Meskipun menyatakan Trump melampaui kewenangan, pengadilan mengizinkan tarif tetap berlaku hingga pertengahan Oktober. Jaksa Agung Pam Bondi mengonfirmasi bahwa Departemen Kehakiman akan mengajukan banding ke Mahkamah Agung guna mempertahankan kebijakan tersebut.

Data terbaru Departemen Keuangan AS menunjukkan lonjakan signifikan pada penerimaan tarif. Rinciannya:

  • April: US$17,4 miliar

  • Mei: US$23,9 miliar

  • Juni: US$28 miliar

  • Juli: US$29,6 miliar (puncak)

Secara akumulatif, hingga 28 Agustus 2025, total penerimaan tarif mencapai US$183,1 miliar pada tahun fiskal berjalan. Dengan tren saat ini, AS berpotensi mengumpulkan penerimaan tarif setara dengan total tahun sebelumnya hanya dalam waktu 4–5 bulan.

Fokus pada Pengurangan Utang

Menteri Keuangan Scott Bessent menyatakan bahwa sebagian penerimaan tarif dapat diarahkan untuk mengurangi utang nasional, yang kini mendekati US$37,2 triliun per 18 Agustus.

“Saya pikir pada titik tertentu kita akan mampu melakukannya,” ujar Bessent dalam wawancara dengan CNBC pada 19 Agustus. Ia menambahkan bahwa dirinya dan Presiden Trump “sangat fokus untuk membayar utang.”

Baca Juga: Pengadilan Banding AS: Mayoritas Tarif Trump Tidak Sah

Menurut Bessent, kebijakan ini juga diharapkan dapat menurunkan rasio defisit terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Ia bahkan menyebutkan proyeksi penerimaan tarif tahun ini kemungkinan besar akan direvisi naik dari perkiraan awal US$300 miliar, meski tidak memberikan angka pasti, hanya menegaskan jumlahnya akan “jauh lebih tinggi.”

Perdebatan Utang Nasional Terus Memanas

Utang AS yang terus membengkak memicu perdebatan klasik di Washington mengenai pengeluaran pemerintah, perpajakan, dan langkah-langkah pengendalian defisit.

Bagi Trump, tarif bukan sekadar instrumen perdagangan, melainkan juga sumber utama pemasukan negara yang dapat dipakai untuk memperkuat perekonomian sekaligus menekan utang. Namun, kritik menyebut kebijakan ini justru berisiko meningkatkan harga barang impor dan membebani konsumen domestik.

Selanjutnya: Deflasi Agustus 2025: Rawit Turun, Bawang Merah dan Beras Meroket

Menarik Dibaca: Bunga Deposito Bank Mega di September 2025




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×