Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - TULSA. Sedikitnya lima orang tewas setelah seorang pria bersenjatakan senapan melepaskan tembakan pada Rabu (1/6) di dalam gedung medis di Tulsa, Oklahoma, dalam serangkaian penembakan massal terbaru di AS.
Polisi Tulsa mengatakan di Twitter, lima orang tewas, termasuk pria bersenjata itu, dalam "situasi penembak aktif" di Gedung Natalie Rumahsakit St Francis.
Pria bersenjata itu tampaknya tewas karena luka yang ditimbulkannya sendiri, menurut Wakil Kepala Kepolisian Tulsa Jonathan Brooks kepada wartawan di luar rumahsakit.
Dia mengatakan, polisi berusaha mencari tahu identitas pria berusia antara 35 dan 40 tahun itu.
Baca Juga: 19 Siswa SD dan 2 Guru Tewas dalam Penembakan di Texas, Ini Kata Biden
Kapten Richard Meulenberg mengatakan kepada ABC News, Kepolisian Tulsa menerima telepon tentang seorang pria dengan senapan di lantai dua sebuah gedung medis, dan "itu berubah menjadi situasi penembak aktif".
Pada saat petugas tiba di tempat kejadian, "mereka menemukan beberapa orang telah ditembak. Beberapa orang tewas pada saat itu", kata Meulenberg, seperti dikutip Channel News Asia.
Brooks bilang, petugas tiba di tempat kejadian tiga menit setelah menerima telepon tentang penembakan itu, dan melakukan kontak dengan para korban dan tersangka lima menit kemudian. Pria bersenjata itu bersenjatakan senapan dan pistol.
"Saya juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada komunitas kami untuk berbagai responden pertama yang tidak ragu-ragu hari ini untuk menanggapi tindakan kekerasan ini," kata Wali Kota Tulsa GT Bynum, seperti dilansir Channel News Asia.
Baca Juga: Penembakan di dekat pintu masuk Pentagon AS, 4 orang terluka
Penembakan terjadi di lantai dua Gedung Natalie, yang berisi kantor dokter dan pusat ortopedi.
Gedung Putih mengatakan, Presiden Joe Biden telah diberitahu tentang penembakan itu dan menawarkan dukungan kepada pejabat negara bagian dan lokal di Tulsa, kota berpenduduk sekitar 411.000 orang.
Penembakan Tulsa mengikuti dua penembakan massal pada Mei yang mengejutkan orang Amerika dan menyalakan kembali perdebatan tentang pengendalian senjata.
Pekan lalu, seorang pria bersenjata membunuh 19 anak dan dua guru di sebuah sekolah dasar di Uvalde, Texas. Sebelumnya pada Mei, seorang penembak menewaskan 10 orang di sebuah supermarket di Buffalo, New York.