Sumber: Reuters | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - PARIS. Pengadilan Prancis menolak banding Amazon atas keputusan yang membatasi barang-barang yang bisa dikirim ketika krisis virus corona. Penolakan pengadilan ini menunjukkan kemenangan serikat pekerja yang mengkritisi langkah keamanan e-commerce asal Amerika Serikat (AS) tersebut.
Pengadilan banding di Versailles memutuskan bahwa Amazon harus membatasi pengiriman produk-produk IT, barang-barang kesehatan, makanan dan makanan hewan peliharaan di Prancis. Keputusan ini menegaskan perintah sebelumnya agar Amazon mengurangi pengiriman sementara untuk meningkatkan protokol kesehatan.
Keputusan ini menjadi pukulan berat bagi ribuan bisnis kecil yang menjual lewat platform Amazon. Perusahaan-perusahaan seluruh Eropa sedang mencari cara untuk secara bertahap mengembalikan para pekerja ke kantor dan pabrik setelah pembatasan akibat virus corona dilonggarkan.
Baca Juga: Kekayaan orang-orang terkaya Indonesia tergerus wabah corona
Tapi, serikat pekerja yang mengajukan kasus ini mengklaim bahwa keputusan pengadilan ini merupakan momen David melawan Goliath. Amazon menghadapi lonjakan permintaan tapi juga menghadapi keresahan tenaga kerja di seluruh operasional atas penanganan pengiriman selama pandemi Covid-19 secara global.
"Hanya karena ini adalah perusahaan raksasa AS, tidak berarti dia tidak perlu melakukan upaya lebih ketika krisis. Amazon tidak berada di atas hukum," kata Laurent Degousee dari serikat Sud di Prancis.
Baca Juga: Selama pandemi, kekayaan orang tajir AS termasuk Bezos dan Musk naik hampir 10%
Degousee menambahkan bahwa putusan itu juga merupakan peringatan bagi perusahaan lain, baik yang beroperasi atau tidak, atau ingin memulai kembali kegiatan mereka. Enam gudang Amazon di Prancis, tempat barang dikemas dan dikirim, telah ditutup sejak 16 April, setelah putusan pengadilan awal pekan lalu membatasi ruang lingkup pengiriman.
Amazon berpendapat bahwa mendefinisikan barang-barang penting seperti produk kesehatan terlalu rumit dan tidak ingin mengambil risiko denda. Akibatnya, Amazon menangguhkan aktivitas di gudang hingga 25 April dan tidak memberikan pembaruan segera pada operasi pada hari Jumat.
"Kami akan mengevaluasi konsekuensi dari keputusan ini untuk bisnis kami, karyawan kami, pelanggan kami di Perancis, dan banyak perusahaan kecil dan menengah yang mengandalkan Amazon untuk mengembangkan bisnis mereka," kata Amazon.
Pengadilan banding Versailles mengatakan bahwa untuk setiap pengiriman yang dikirimkan Amazon yang tidak memenuhi kriteria ketatnya pada barang-barang dasar, perusahaan ini akan menghadapi penalti € 100.000 euro (US$ 108.000).
Serikat pekerja mengatakan mereka sedang bernegosiasi dengan Amazon untuk mencoba menemukan kompromi. Upaya ini termasuk protokol kesehatan yang mereka yakini, sehingga operasi dapat dilanjutkan meskipun dengan lebih sedikit staf yang dikerahkan sekaligus.
Staf mengeluh bahwa gudang terlalu padat, sehingga sulit untuk menghormati jarak aman.
Baca Juga: Jeff Bezos ambil kembali kemudi Amazon di tengah pandemi virus corona
Amazon mengatakan telah menempuh langkah-langkah yang memadai. Perusahaan ini pun menyediakan gel tangan dan masker wajah bagi para pekerja.
Perseteruan antara Amazon dan para pekerja ini telah menyebabkan kerugian bagi beberapa bisnis Prancis yang masih berhasil menjual dan mengirimkannya melalui Amazon.
"Itu sangat menghebohkan," kata Yannick Jan, yang perusahaan alat tulisnya di pinggiran Paris telah mencoba menangani 600 pesanan dari biasanya 80 sehari dari lokasinya setelah gudang Amazon tutup.
Penjualan bulanan Jan sudah berkurang karena pandemi. Dia mengatakan bahwa meroketnya biaya pengiriman sekarang mengurangi margin. Jan beralih ke perusahaan pengiriman yang lebih mahal, termasuk layanan pos Prancis.
Baca Juga: Teken kerjasama dengan Facebook, Mukesh Ambani kembali jadi orang terkaya di Asia
Sekitar 10.000 vendor Prancis pihak ketiga menjual melalui situs Amazon dan banyak juga menggunakan logistik e-commerce ini. Amazon telah membekukan beberapa biaya penyimpanan untuk vendor Prancis.
Sylvain Flipot, yang menjual barang-barang termasuk pelana kuda dan kostum berpakaian di seluruh Eropa melalui Amazon, mengatakan banyak dari stoknya telah terdampar di situs-situs Amazon.
Bisnisnya, Ponera, telah mengimbangi beberapa pukulan dari krisis virus corona dengan penjualan produk-produk kebersihan seperti sabun. Tetapi pendapatannya di Prancis telah turun 80% sejak gudang ditutup, dan ekspor yang rumit.
"Kami mengirim beberapa barang ke gudang Amazon di Jerman," kata Flipot. "Tapi harganya empat kali lipat, dan ada penundaan panjang."