kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,22   -10,30   -1.10%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengamat: Pertumbuhan PDB China yang sebenarnya sudah di bawah 3% (1)


Kamis, 08 Agustus 2019 / 12:08 WIB
Pengamat: Pertumbuhan PDB China yang sebenarnya sudah di bawah 3% (1)


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Situs The Market memuat wawancara soal perekonomian China dengan Michael Pettis, seorang profesor keuangan di Universitas Peking. Dia memperingatkan akan adanya utang besar yang membebani perekonomian Tiongkok. Menurutnya, stagnasi panjang pada perekonomian China tidak akan terhindarkan.

Hanya sedikit pengamat western yang mengetahui China sebaik Michael Pettis. Dia telah tinggal di Beijing selama 17 tahun, untuk mengajar keuangan di Guanghua School of Management di Universitas Peking. Di sini, spesialisasinya adalah pasar finansial China.

Baca Juga: Wow, Juli 2019 Impor Batubara China Naik Hampir 20%

Dalam wawancara mendalam dengan The Market, dia berbicara soal perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS), sekaligus semakin sulitnya mencapai kesepakatan setelah mengalami beberapa kali pertemuan. "Xi Jinping menganggap enteng Trump. Dia salah membaca Trump," kata Pettis.

Menurutnya, konflik perdagangan memukul China pada saat yang buruk. "Perekonomian China saat ini benar-benar rentan. Xi harus cepat melakukan reformasi ekonomi domestik. Semua orang di sini tahu ada masalah utang yang sangat serius di China, berdetik layaknya bom waktu," katanya.

Baca Juga: Demi jegal Trump agar tak terpilih lagi, China rela perekonomiannya merosot

Meskipun Pettis meyakini China mampu menghindari terjadinya krisis finansial, namun, tetap saja stagnasi panjang pada perekonomian China tidak akan terhindarkan.

Lantas, apa yang menyebabkan semakin memanasnya konflik perdagangan antara AS dan China?  Menurut Pettis, untuk memahami masalah ini, kita harus mendengarkan jawaban dari kedua belah pihak. "Masyarakat China bilang, AS membuli mereka. Di Washington, ada keyakinan bahwa sudah ada beberapa hal yang disepakati, dan Beijing mengingkari hal ini. Masalahnya adalah ini merupakan negosiasi antara Donald Trump dan Xi Jinping, kecuali mereka tidak melakukan negosiasi orang ke orang. Yang artinya, siapapun orang yang melakukan negosiasi tidak bisa berkomitmen terhadap apapun sampai hal itu disetujui," paparnya.




TERBARU

[X]
×