Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
Dengan surutnya stimulus fiskal, tanda-tanda berkembang bahwa pemulihan ekonomi melambat. Ekonom masih mengharapkan kebangkitan tajam dalam pertumbuhan kuartal ketiga ini, namun masih meragukan pada kuartal keempat nanti.
“Perekonomian ini belum keluar dari masalah. Tanpa bantuan pemerintah federal, akan membutuhkan waktu bertahun-tahun bagi ekonomi berbasis layanan untuk menghasilkan peluang kerja bagi para pekerja yang tidak dapat kembali ke ribuan restoran dan bar yang tutup dan bangkrut serta toko ritel dan mal di seluruh Amerika,” ujar kepala ekonom di MUFG di New York Chris Rupkey.
Krisis COVID-19 telah mengubah lanskap ekonomi dan memperlebar ketimpangan pendapatan. Federal Reserve pada hari Kamis meluncurkan strategi baru yang agresif untuk memulihkan negara ke lapangan kerja penuh dan mengangkat inflasi kembali ke tingkat yang lebih sehat.
Baca Juga: Kemenlu China: Konsumen China bisa boikot Apple jika AS larang WeChat!
Saham di Wall Street naik karena investor menyambut fokus baru The Fed. Dolar menguat versus sekeranjang mata uang. Harga Treasury AS turun.
Orang Amerika dalam pekerjaan berupah rendah telah menanggung beban resesi, yang dimulai pada bulan Februari. Program yang didanai pemerintah menawarkan pinjaman bisnis untuk membantu upah telah berakhir dan tunjangan pengangguran mingguan sebesar US $ 600 telah berakhir pada 31 Juli.
Meskipun Presiden Donald Trump memperpanjang bantuan tersebut, pembayarannya dipotong menjadi US$ 300 per minggu dan para ekonom memperkirakan pendanaan untuk program tersebut akan habis pada bulan September. Beberapa negara bagian menawarkan tunjangan pengangguran tambahan.