kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengangguran di AS meningkat, ekonom minta lebih banyak stimulus fiskal


Jumat, 28 Agustus 2020 / 14:20 WIB
Pengangguran di AS meningkat, ekonom minta lebih banyak stimulus fiskal


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID -  WASHINGTON. Dampak pandemi Covid-19 terus menekan pasar tenaga kerja Amerika Serikat. Mengutip Reuters pada Jumat (28/8), jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran mencapai sekitar 1 juta minggu lalu.

Setidaknya 27 juta orang menerima tunjangan pengangguran di bawah semua program pada pekan yang berakhir 8 Agustus. Pemerintah juga mengkonfirmasi pada hari Kamis (27/8), perekonomian negara Paman Sam mengalami kontraksi paling tajam dalam 73 tahun terakhir pada kuartal kedua 2020. 

Baca Juga: Tegang, China usir kapal perusak AS dari Laut China Selatan

Lantaran gangguan dari virus korona yang membuat laba berbagai perusahaan semakin tenggelam. Departemen Perdagangan AS mengatakan produk domestik bruto jatuh pada tingkat tahunan 31,7% pada kuartal terakhir, penurunan terdalam dalam output sejak pemerintah mulai melakukan pencatatan pada tahun 1947.

Keuntungan setelah pajak tanpa penilaian persediaan dan penyesuaian konsumsi modal turun pada tingkat 11,7%. Keuntungan melorot 13,1% di kuartal pertama. Namun secara tahunan turun 20,8%.

Keuntungan perusahaan keuangan domestik bangkit US$ 39,5 miliar kuartal lalu. Keuntungan perusahaan non-keuangan domestik turun US$ 170,1 miliar dan keuntungan dari seluruh dunia turun US$ 96,2 miliar.

Jika diukur dari sisi pendapatan, ekonomi mengalami kontraksi sebesar 33,1% di kuartal terakhir. Pendapatan domestik bruto (GDI) menurun pada tingkat 2,5% pada periode Januari-Maret.

Rata-rata PDB dan GDI, juga disebut sebagai output domestik bruto dan dianggap sebagai ukuran kegiatan ekonomi turun 32,4% pada kuartal terakhir. Itu dibandingkan dengan laju penurunan 3,7% dalam tiga bulan pertama tahun ini.

Baca Juga: Terdampak corona, maskapai ini bakal lakukan PHK pilot terbesar sepanjang sejarah

“Dengan solusi kesehatan yang masih berada di luar jangkauan dan rebound ekonomi tampak rapuh, stimulus fiskal sangat dibutuhkan untuk mencegah ekonomi tergelincir kembali ke penurunan,” kata Lydia Boussour, ekonom senior AS di Oxford Economics di New York.

Hal ini menandakan pemulihan pasar tenaga kerja terhenti karena pandemi Covid-19 yang berlarut-larut. Juga menunjukkan keuangan pemerintah semakin mengering.

Meskipun infeksi Covid-19 baru telah mereda setelah kemunculan kembali sepanjang musim panas, namun kawasan merah masih ada. Terutama di kampus-kampus yang telah dibuka kembali untuk pembelajaran secara langsung.

Dengan surutnya stimulus fiskal, tanda-tanda berkembang bahwa pemulihan ekonomi melambat. Ekonom masih mengharapkan kebangkitan tajam dalam pertumbuhan kuartal ketiga ini, namun masih meragukan pada kuartal keempat nanti.

“Perekonomian ini belum keluar dari masalah. Tanpa bantuan pemerintah federal, akan membutuhkan waktu bertahun-tahun bagi ekonomi berbasis layanan untuk menghasilkan peluang kerja bagi para pekerja yang tidak dapat kembali ke ribuan restoran dan bar yang tutup dan bangkrut serta toko ritel dan mal di seluruh Amerika,” ujar kepala ekonom di MUFG di New York Chris Rupkey.

Krisis COVID-19 telah mengubah lanskap ekonomi dan memperlebar ketimpangan pendapatan. Federal Reserve pada hari Kamis meluncurkan strategi baru yang agresif untuk memulihkan negara ke lapangan kerja penuh dan mengangkat inflasi kembali ke tingkat yang lebih sehat.

Baca Juga: Kemenlu China: Konsumen China bisa boikot Apple jika AS larang WeChat!

Saham di Wall Street naik karena investor menyambut fokus baru The Fed. Dolar menguat versus sekeranjang mata uang. Harga Treasury AS turun.

Orang Amerika dalam pekerjaan berupah rendah telah menanggung beban resesi, yang dimulai pada bulan Februari. Program yang didanai pemerintah menawarkan pinjaman bisnis untuk membantu upah telah berakhir dan tunjangan pengangguran mingguan sebesar US $ 600 telah berakhir pada 31 Juli.

Meskipun Presiden Donald Trump memperpanjang bantuan tersebut, pembayarannya dipotong menjadi US$ 300 per minggu dan para ekonom memperkirakan pendanaan untuk program tersebut akan habis pada bulan September. Beberapa negara bagian menawarkan tunjangan pengangguran tambahan.




TERBARU

[X]
×