Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - PARIS. Sebuah tas tangan Hermès Birkin bekas milik ikon mode legendaris Jane Birkin terjual dengan harga fantastis di Sotheby’s Paris bulan lalu. Tas ini mencetak rekor dunia baru dan menjadi tas termahal yang pernah terjual di lelang dengan harga US$ 10 juta setara dengan Rp160 miliar.
Tas ini hanya setetes dari lautan pasar barang mewah global senilai lebih dari US$ 330 miliar menurut McKinsey, penjualan ini menandai pergeseran penting dalam strategi rumah lelang global.
Seiring dengan stagnasi penjualan seni rupa kelas atas, rumah lelang seperti Christie’s, Sotheby’s, dan Phillips kini mengandalkan kategori barang mewah termasuk tas tangan, perhiasan, anggur, wiski, dan mobil koleksi untuk menutupi kekosongan pendapatan. Data dari ArtTactic menunjukkan penjualan seni rupa di tiga rumah lelang besar tersebut anjlok hingga 44% pada paruh pertama 2025 dibandingkan periode yang sama tahun 2022 defisit sekitar US$ 3 miliar.
Baca Juga: Hermes Birkin Pertama Bakal Kembali Dilelang di Paris
Namun, tren penurunan ini justru membuka peluang. Laporan ArtTactic lainnya menyebutkan bahwa barang mewah kini menyumbang 20,2% dari total nilai penjualan rumah lelang pada paruh pertama 2025 angka tertinggi dalam satu dekade terakhir.
"Kenaikan ini sangat mencolok di tengah penurunan pasar secara keseluruhan, menegaskan daya tarik abadi benda-benda langka dan berkualitas tinggi," tulis laporan tersebut.
Christie’s mengumumkan pendapatannya pada paruh pertama 2025 relatif stabil dibanding tahun sebelumnya, berkat lonjakan 30% penjualan barang mewah yang menghasilkan US$ 468 juta. Ini setara dengan 22% dari total pendapatan US$ 2,1 miliar. Penjualan termasuk lelang perhiasan “Magnificent Jewels” di Jenewa senilai US$ 72 juta dan koleksi anggur miliarder Bill Koch yang terjual hampir US$ 30 juta, menjadikannya lelang anggur koleksi individu tersukses dalam sejarah Amerika Utara.
Sotheby’s belum mengungkap data paruh pertama 2025. Namun Sotheby's melaporkan penjualan barang mewah mereka telah melampaui US$ 2 miliar selama tiga tahun berturut-turut, mewakili sepertiga dari total pendapatan tahunan mereka yang mencapai US$ 6 miliar pada 2024. Penjualan barang mewah secara privat juga meningkat 350% dari tahun sebelumnya.
Salah satu tonggak penting adalah penjualan Birkin milik Jane Birkin yang memecahkan rekor. Menurut Morgane Halimi, Kepala Global Divisi Tas & Fashion di Sotheby’s, penjualan tas mewah meningkat 40% secara online dibandingkan 2024. "Minat terhadap kategori ini bersifat global, dengan pembeli aktif dari Asia, Eropa, Amerika Utara, dan Timur Tengah," ujar Halimi dikutip dalam Artnews.
Perluasan pasar ke Timur Tengah juga menjadi strategi kunci. Christie’s melaporkan peningkatan 14% jumlah pembeli dari wilayah ini pada 2024, sementara Sotheby’s mencatat rekor pembeli dari kawasan yang sama.
Kedua rumah lelang pun berinvestasi besar. Christie’s membuka kantor permanen di Arab Saudi, sedangkan Sotheby’s menggelar lelang perdananya di Kerajaan tersebut, fokus pada perhiasan dan jam tangan mewah.
Phillips, yang menguasai 41% pangsa pasar global jam tangan, mencatat penjualan jam tangan senilai lebih dari US$ 212 juta pada 2024 dan US$ 114,8 juta di paruh pertama 2025. Divisi perhiasannya menghasilkan US$ 19,2 juta di periode yang sama.
Tak hanya menarik pembeli dari kalangan elit, lelang barang mewah kini menjadi pintu masuk bagi generasi muda. Lebih dari 30% pembeli baru Christie’s di paruh pertama 2025 berasal dari Gen Z dan milenial. Bahkan, jumlah pembeli di bawah usia 20 tahun meningkat 22 kali lipat dalam lima tahun terakhir.
Baca Juga: Hermes Geser LVMH Sebagai Perusahaan Mewah Terbesar di Eropa
"Kategori mewah, bersama seni abad ke-20 dan ke-21, menjadi sumber pembeli baru terbaik kami," kata Rahul Kadakia, Kepala Internasional Divisi Perhiasan Christie’s. Sekitar 40% pembeli baru pada 2025 datang melalui penjualan barang mewah, banyak di antaranya menawar secara online dari Asia.
Di Asia, pasar barang mewah mencapai US$ 135 miliar pada 2024 dan diperkirakan tumbuh lebih dari 4% per tahun hingga 2033. Menyadari potensi ini, Christie’s dan Sotheby’s menjadikan kategori mewah sebagai pusat dari kantor baru mereka di Hong Kong.
Apakah barang mewah akan segera melampaui seni rupa sebagai sumber utama pendapatan rumah lelang? Kadakia memilih berhati-hati, namun menegaskan semua kategori akan terus diprioritaskan. Sementara itu, Josh Pullan, Kepala Divisi Barang Mewah Global Sotheby’s, mengatakan strategi mereka bukan untuk bersaing dengan seni rupa, melainkan melengkapi warisan seni yang sudah ada.
"Kami masih berada di tahap awal menggali potensi ini," ujar Pullan.