kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penjualan ritel Jepang tumbuh 2,4% yoy pada Juli


Senin, 30 Agustus 2021 / 12:56 WIB
Penjualan ritel Jepang tumbuh 2,4% yoy pada Juli


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Penjualan ritel Jepang naik untuk bulan kelima secara berturut-turut pada bulan Juli. Capaian ini mengalahkan ekspektasi karena sektor konsumen berada di bawah bayang-bayang kebangkitan virus corona yang telah menimbulkan keraguan atas prospek pengeluaran.

Asal tahu saja, lonjakan kasus varian Delta bulan ini memaksa pemerintah untuk memperluas status pembatasan darurat, yang sekarang mengancam akan merugikan belanja konsumen dan menggagalkan pemulihan ekonomi yang rapuh.

Mengutip Reuters, Senin (30/8), penjualan ritel naik 2,4% pada Juli dari bulan yang sama tahun sebelumnya. Rata-rata ekonom memperkirakan kenaikan  hanya sebesar 2,1%.

Baca Juga: Kontaminan dalam vaksin Covid-19 Moderna kembali ditemukan di Prefektur Gunma Jepang

Dibandingkan dengan bulan sebelumnya, penjualan ritel naik 1,1% karena konsumsi melanjutkan pertumbuhan mengejutkan yang terlihat pada kuartal kedua, dibantu oleh Olimpiade Tokyo.

"Kekuatan baru-baru ini dalam penjualan ritel sepertinya tidak akan bertahan lama. Gelombang Delta yang parah sekarang melanda negara itu ditambah dengan daftar prefektur yang terus berkembang di bawah keadaan darurat mengakibatkan melemahnya konsumsi baru pada kuartal ini." ujar Ekonom Senior Jepang di Capital Economics, Marcel Thieliant.

Data kementerian perdagangan menemukan permintaan yang kuat untuk berbagai barang seperti mobil, pakaian, barang dagangan umum dan makanan sementara bahan bakar dibantu oleh harga bensin yang lebih tinggi.

Perusahaan ritel kecil seperti toko serba ada dan toko obat mengalami pertumbuhan penjualan terbesar dari tahun sebelumnya.

Baca Juga: Singgung kebrutalan di era kolonial, Korea Utara minta Jepang bertobat

Tetapi aktivitas konsumen yang meningkat menjadi tantangan bagi pembuat kebijakan karena varian Delta Covid-19 yang lebih menular mengganggu sistem perawatan kesehatan negara, dengan pembatasan keadaan darurat sekarang mencakup hampir 80% populasi Jepang.

"Mobilitas masyarakat telah menurun, dan konsumsi mungkin mencapai puncaknya pada Agustus," kata Atsushi Takeda, kepala ekonom di Itochu Economic Research Institute dan menyebutkan bahwa tren penurunan dapat berlangsung hingga September.




TERBARU

[X]
×