Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Bagi masyarakat di banyak negara, tinggal di penthouse adalah impian. Bagaimana dengan Korea Utara?
Melansir Reuters, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un terus membangun gedung apartemen bertingkat tinggi yang glamor di ibu kota, Pyongyang. Terbaru adalah gedung pencakar langit 80 lantai yang selesai minggu ini.
Tetapi para pembelot dan warga Korea Utara lainnya mengatakan, lift dan listrik yang tidak dapat diandalkan, pasokan air yang buruk, dan kekhawatiran tentang pengerjaan konstruksi, dapat diartikan bahwa hanya sedikit warga yang ingin tinggal di bagian atas struktur seperti itu.
"Di Korea Utara, orang miskin banyak yang tinggal di penthouse daripada orang kaya, karena lift sering tidak berfungsi dengan baik, dan mereka tidak dapat memompa air karena tekanan rendah," kata Jung Si-woo, 31 tahun, warga Korut yang membelot ke Korea Selatan pada tahun 2017.
Jung bercerita, di Utara, dia tinggal di lantai tiga gedung 13 lantai yang tidak memiliki lift. Sementara seorang temannya yang tinggal di lantai 28 dari gedung berlantai 40 tidak pernah menggunakan lift karena tidak berfungsi.
Baca Juga: Korut Peringati Haul Kim Il Sung Tanpa Parade Militer, Tumben!
Ditanya tentang gedung pencakar langit 80 lantai yang baru dibuka minggu ini, Jung mengatakan dia pikir Kim hanya pamer.
"Ini untuk menunjukkan seberapa banyak keterampilan konstruksi mereka telah meningkat, daripada mempertimbangkan preferensi warga," kata mahasiswa itu.
Korea Utara memberikan perumahan, dengan pembelian dan penjualan rumah atau apartemen yang secara teknis ilegal di negara sosialis.
Tetapi para ahli mengatakan praktik itu telah menjadi umum, dan sebagian besar dilakukan oleh mereka yang mendapat manfaat dari penyebaran pasar swasta di bawah Kim. Kim telah berjanji untuk meningkatkan kualitas konstruksi dan membangun puluhan ribu apartemen baru.
Saat ini, perekonomian Korut telah dihantam oleh penutupan perbatasan akibat COVID-19, bencana alam, dan sanksi internasional untuk senjata nuklir dan program rudal balistiknya.
Baca Juga: Korea Utara Ancam Menyerang dengan Senjata Nuklir Jika Korsel Memulai Konfrontasi
Pada hari Rabu (13/4/2022), media pemerintah mengatakan 10.000 apartemen baru dari target 50.000 apartemen telah selesai di Pyongyang. Pembangunan apartemen ini disebut-sebut sangat kilat penyelesaiannya, termasuk gedung pencakar langit 80 lantai.
KCNA memberitakan, pekerja menjamin kualitas konstruksi dan apartemen baru serta bangunan lain yang penggunaannya ditujukan untuk layanan pendidikan, kesehatan masyarakat, dan kesejahteraan. Hal ini akan mendorong menjadikan ibu kota menjadi kota "yang utama".
Pada hari Kamis media pemerintah menunjukkan Kim meresmikan cluster perumahan lain, kali ini untuk anggota elit, termasuk pembawa acara TV terkenal.
Itu adalah gedung-gedung bertingkat rendah, masing-masing hanya setinggi beberapa lantai.
Pasokan listrik meningkat secara signifikan di bawah Kim, memunculkan beberapa peluang kehidupan malam baru. Akan tetapi Korea Utara masih bergulat dengan kekurangan dan terkadang infrastruktur yang buruk.
Banyak yang beralih ke panel surya individu untuk menghasilkan listrik. Hal ini membuat banyak masyarakat memiliki barang elektronik. Akan tetapi, pemerintah Korut tidak dapat memberi daya pada fasilitas seperti lift dan pasokan air.
Lee Sang-yong, pemimpin redaksi Daily NK, sebuah situs web berbasis di Seoul yang melaporkan tentang Korea Utara, mengatakan seorang sumbernya melaporkan bahwa apartemen untuk orang biasa belum siap untuk ditinggali.
Baca Juga: Korea Utara Bakal Luncurkan Senjata Nuklir ke Korea Selatan Jika Diserang
Jendela hanya memiliki bingkai dan keran air, meskipun terpasang, tidak berfungsi. Akan tetapi, apartemen mewah yang baru saja selesai dilengkapi dengan perabotan dan peralatan.
Untuk memastikan apartemen bertingkat tinggi yang baru populer, Korea Utara harus lebih meningkatkan pasokan listrik dan air, dan mengatasi kekhawatiran tentang kualitas konstruksi, tambahnya.
Jung mengatakan ketika dia tinggal di Pyongyang, kebanyakan lift bekerja hanya dua kali sehari, selama jam sibuk dari jam 6 pagi sampai jam 8 pagi, dan waktu yang sama di malam hari.
Tekanan air yang rendah sering memaksa mereka yang tinggal di lantai yang lebih tinggi untuk membawa air ke atas dari permukaan tanah, atau memasang mesin pompa khusus mereka sendiri, tambahnya.