kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perang Bisa Meletus Kapan Saja, Ini Asal Mula Pertikaian Rusia dan Ukraina


Sabtu, 12 Februari 2022 / 07:27 WIB
Perang Bisa Meletus Kapan Saja, Ini Asal Mula Pertikaian Rusia dan Ukraina
ILUSTRASI. AS mengatakan, Rusia telah mengerahkan cukup banyak pasukan di dekat Ukraina untuk melancarkan invasi besar. REUTERS/Gleb Garanich


Sumber: The New York Times,Business Insider,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Sebelumnya, gambar satelit komersial dari sebuah perusahaan AS menunjukkan penyebaran pasukan militer Rusia di beberapa situs dekat perbatasan.

Setelah memberi tahu NBC News bahwa hal-hal di Ukraina "bisa menjadi gila dengan cepat," Presiden AS Joe Biden mengadakan seruan tentang krisis dengan para pemimpin Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Polandia dan Rumania, serta kepala NATO dan Uni Eropa.

Para pemimpin menyuarakan keprihatinan tentang perkembangan militer Rusia, menyatakan keinginan untuk solusi diplomatik, dan setuju untuk melakukan upaya terkoordinasi untuk mencegah agresi Rusia, termasuk dengan siap untuk menerima konsekuensi besar dan biaya ekonomi yang parah di Moskow jika memilih eskalasi militer, kata Gedung Putih.

Kementerian luar negeri Rusia mengatakan negara-negara Barat, dengan bantuan dari media, menyebarkan informasi palsu untuk mencoba mengalihkan perhatian dari tindakan agresif mereka sendiri.

Baca Juga: AS: Terus Tumpuk Pasukan, Serangan Rusia ke Ukraina Bisa Kapan Saja

Asal muasal perang Rusia-Ukraina

Ketegangan antara Ukraina dan Rusia telah membara sejak 2014. Saat itu, Ukraina menggulingkan presidennya yang pro-Rusia dan militer Rusia menyeberang ke wilayah Ukraina, mencaplok Krimea dan mengobarkan pemberontakan oleh separatis di Ukraina timur. 

Gencatan senjata yang lemah dicapai pada tahun 2015, tetapi perdamaian sulit dicapai di tengah perang yang telah menewaskan lebih dari 13.000 tentara dan warga sipil.

Posisi Kremlin terhadap tetangganya semakin keras. Putin beranggapan, Ukraina pada dasarnya adalah bagian dari Rusia, secara budaya dan historis. Kekhawatiran muncul pada akhir Oktober, ketika Ukraina menggunakan drone bersenjata untuk menyerang howitzer yang dioperasikan oleh separatis yang didukung Rusia di Ukraina timur. 

Rusia menyebut serangan itu sebagai tindakan destabilisasi yang melanggar perjanjian gencatan senjata.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×