kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,72   -3,94   -0.44%
  • EMAS1.368.000 0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perang Dagang Memanas! Seberapa Besar Dampak Tarif Baru Amerika atas China?


Selasa, 14 Mei 2024 / 09:01 WIB
Perang Dagang Memanas! Seberapa Besar Dampak Tarif Baru Amerika atas China?
ILUSTRASI. Pada Selasa (14/5/2024), Presiden Amerika Joe Biden akan mengumumkan tarif baru untuk China. REUTERS/Leah Millis


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Pada Selasa (14/5/2024), Presiden Amerika Joe Biden akan mengumumkan tarif baru untuk China. Menurut sejumlah sumber Reuters yang mengetahui detil masalah tersebut, tarif baru tersebut menargetkan sektor-sektor termasuk kendaraan listrik, pasokan medis, dan peralatan tenaga surya.

Kebijakan yang bakal diambil oleh pemerintahan Biden terjadi menjelang pemilihan presiden bulan November. 

Melansir Reuters, Biden, seorang Demokrat yang mencalonkan diri kembali, telah mengambil pendekatan keras terhadap China dengan mempertahankan tarif yang sudah ada pada banyak barang China yang ditetapkan oleh mantan Presiden Donald Trump.

Namun dampak kebijakan tarif ini terhadap industri China diperkirakan akan terbatas.

Apakah China mengekspor kendaraan listrik ke AS?

Sangat sedikit. Menurut data dari Asosiasi Mobil Penumpang Tiongkok, pada kuartal pertama, Geely menjadi satu-satunya produsen mobil China yang mengekspor ke Amerika Serikat dengan jumlah mencapai 2.217 unit mobil. 

Geely, yang telah menjual beberapa kendaraan listrik di pasar AS dengan merek Polestar, tidak segera menanggapi permintaan komentar yang dilayangkan Reuters. 

Geely dari China dan Volvo Cars dari Swedia mendirikan produsen kendaraan listrik Polestar Automotive, yang membuat sebagian besar mobilnya di China. Mayoritas saham Volvo dimiliki oleh Geely.

Baca Juga: Harga & Spesifikasi Pura 70 Pro Huawei, Ponsel Canggih China yang Bikin AS Khawatir

CEO Polestar Thomas Ingenlath mengatakan kepada Reuters bulan lalu bahwa perusahaannya mempercepat upaya untuk memproduksi lebih banyak kendaraan di luar China. Polestar menargetkan rincian penjualan sebesar 40% di Eropa, 30% di Amerika Serikat, dan 30% di kawasan Asia-Pasifik.

Ingenlath mengatakan kepada Reuters tahun lalu bahwa Polestar akan memulai produksi di Carolina Selatan untuk pasar AS dan Eropa mulai tahun 2024.

Apakah tarif baru jadi ancaman bagi industri tenaga Surya China?

Pasarnya kecil bagi China dan ekspor ke Amerika Serikat telah dikenakan tarif selama lebih dari satu dekade. 

Bea masuk lebih lanjut juga baru-baru ini dikenakan pada beberapa pembuat panel surya China yang menyelesaikan panel mereka di Asia Tenggara.

Lebih dari 80% produksi panel surya kini dilakukan di China. Dan menurut Center for Strategic and International Studies, sebuah wadah pemikir di Washington, biaya pembuatan panel di China 60% lebih murah dibandingkan di AS.

Baca Juga: Macron Mencoba Memikat Xi Jinping dengan Daging Domba dan Keju

Tahun lalu, Tiongkok mengekspor sel surya senilai US$ 3,35 juta ke AS, kurang dari 0,1% dari total ekspor China. Pengiriman keluar panel surya yang sudah jadi ke AS mencapai US$ 13,15 juta pada tahun 2023, hanya 0,03% dari ekspor panel surya China.

Pengamat industri mengatakan peralatan untuk memproduksi panel surya melibatkan rantai pasokan yang rumit. Bagaimana tarif baru AS mempengaruhi penjualan peralatan tersebut akan bergantung pada rincian retribusi perdagangan AS, kata mereka.

Bagaimana dengan peralatan medis?

Menurut sumber Reuters yang mengetahui keputusan tersebut, peralatan medis buatan China seperti jarum suntik dan alat pelindung diri juga menghadapi tarif tambahan AS.

Menurut data WTO, China mengekspor barang-barang medis senilai US$ 30,9 miliar ke Amerika Serikat pada tahun 2022, yang merupakan seperlima dari keseluruhan ekspor barang-barang medis Tiongkok.

Sumber yang sama membisikkan, tarif yang akan diterapkan nanti adalah bagian dari strategi pemerintahan Biden yang lebih luas untuk melindungi AS dari kekurangan pasokan yang terjadi selama pandemi yang membuat rumah sakit kesulitan menemukan peralatan penting.

Pada bulan Desember, Perwakilan Dagang Amerika Serikat mengumumkan perpanjangan lebih lanjut pengecualian tarif “Section 301” terkait Tiongkok hingga 31 Mei.

Asosiasi Produsen Medis Amerika telah menyerukan agar pengecualian ini dicabut, dengan alasan bahwa pengecualian tersebut tidak lagi diperlukan untuk menangani keadaan darurat COVID-19. 

Baca Juga: AS Larang TikTok, Bagaimana Efek Domino yang Ditimbulkan?

Asosiasi tersebut mengatakan produsen Amerika memerlukan kesempatan untuk bersaing dengan produk impor di tingkat persaingan yang lebih setara.

Bagaimana dengan produk logam?

Biden pada bulan April juga menyerukan kenaikan tiga kali lipat tarif AS terhadap produk logam China. Hal ini akan berlaku untuk produk baja dan aluminium senilai lebih dari US$ 1 miliar, kata seorang pejabat AS.




TERBARU

[X]
×