Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
2. Jepang
Kuijs menegaskan bahwa apa yang terjadi di China akan dialami pula oleh negara-negara lain di Asia.
Perlambatan ekonomi dan perang dagang telah memukul tingkat kepercayaan bisnis di Jepang. Apalagi, negara ini juga sangat tergantung dengan ekspor, seperti barang-barang elektronik dan suku cadang mobil.
Namun, data terakhir menunjukkan, DPB Jepang naik 0,4% pada kuartal dua, lebih tinggi dari prediksi sebesar 0,1%. Ini disebabkan oleh kuatnya anggaran belanja konsumen.
Baca Juga: Penurunan harga batubara tak terbendung menjelang akhir Agustus
Kendati demikia, ekonomi Jepang masih menghadapi ancaman berupa anggaran belanja saat kenaikan pajak penjualan akan diberlakukan pada Oktober mendatang.
"Kondisi ekonomi Jepang sepertinya tidak akan sesehat saat ini, karena permintaan domestik akan melemah setelah kenaikan pajak," jelas Capital Economist Marcel Thieliant.
3. India
Sebagai negara dengan perekonomian ketiga terbesar Asia, pertumbuhan ekonomi India sudah melambat seiring melorotnya tingkat permintaan domestik dan rendahnya investasi. PDB India kuartal II merosot ke posisi terendah dalam lima tahun yakni 5,8%.
Negara ini sangat tergantung pada konsumsi domestik untuk mengerek perekonomiannya yang besar. Namun anggaran belanja masyarakat mengalami penurunan tajam atau terjadi penurunan daya beli.
Penjualan mobil, salah satunya. Pada Juli, penjualan mobil penumpang anjlok 31%, yang merupakan penurunan terburuk dalam dua dekade terakhir. Sektor ini juga telah mengalami PHK karyawan dan penurunan produksi karena minimnya penjualan.
Baca Juga: Otoritas Jepang tingkatkan pengawasan atas bank-bank lokal
Sepanjang tahun ini, bank sentral India sudah memangkas suku bunga acuan sebanyak empat kali. Suku bunga yang berlaku saat ini berada di level terendah dalam satu dekade terakhir.
Sejumlah stimulus sudah digelontorkan pemerintah India untuk menggairahkan kembali perekonomian.
(Bersambung)