Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Lebih dari 360 orang tewas, termasuk 320 personel militer dan 19 warga sipil di Nagorno-Karabakh, dan 28 warga sipil Azeri. Itu adalah bentrokan paling mematikan sejak perang 1991-94 di Nagorno-Karabakh yang menewaskan sekitar 30.000 orang.
Azerbaijan mengatakan kota-kota Azeri di luar zona konflik juga telah diserang. Hal ini menyebabkan pertempuran semakin dekat ke wilayah di mana jaringan pipa yang menyalurkan gas dan minyak Azeri ke Eropa, dan mendorong perusahaan minyak Inggris BP untuk melihat pengetatan keamanan di fasilitasnya di Azerbaijan.
Baca Juga: Perang Armenia-Azerbaijan, Turki siap berikan dukungan apa pun untuk Azerbaijan
"Kita harus memperhatikan bahwa perang antara Armenia dan Azerbaijan tidak menjadi perang regional," kata Presiden Iran Hassan Rouhani dalam sambutan yang disiarkan televisi.
Iran, yang berbatasan dengan Armenia dan Azerbaijan, telah berbicara dengan kedua bekas republik Soviet karena kekhawatiran meningkat bahwa Turki, sekutu dekat Azerbaijan, dan Rusia, yang memiliki pakta pertahanan dengan Armenia, dapat terseret ke dalam konflik.
Baca Juga: Rudal S-400 Turki: Bisa serang target jarak 400 kilometer, 6 kali kecepatan cahaya
Persyaratan gencatan senjata
Prancis, Amerika Serikat, dan Rusia adalah ketua bersama dari Kelompok Minsk Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE) yang menengahi Nagorno-Karabakh.
Turki menuduh kelompok itu mengabaikan konflik dan mengatakan tidak boleh terlibat dalam mediasi.
Le Drian membalas serangan Turki, mengulangi tuduhan - yang dibantah oleh Ankara - bahwa mereka terlibat secara militer dan mengatakan ini memicu "internasionalisasi" konflik.