kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perang Rusia-Ukraina Akan Berdampak pada Krisis Kelaparan Dunia


Rabu, 09 Maret 2022 / 14:56 WIB
Perang Rusia-Ukraina Akan Berdampak pada Krisis Kelaparan Dunia
ILUSTRASI. Perang Rusia-Ukraina Akan Berdampak pada Krisis Kelaparan Dunia


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Invasi Rusia ke Ukraina dinilai akan berdampak pada inflasi pangan yang mengarah ke krisis besar-besaran. Bahkan, efek perang ini berpotensi melampaui pukulan pandemi dan mendorong jutaan orang lagi kelaparan.

Seperti diketahui, Rusia dan Ukraina menyumbang sebagian besar dari pasokan pertanian dunia, mengekspor begitu banyak gandum, jagung, minyak bunga matahari, dan makanan lain sehingga menambah lebih dari sepersepuluh dari semua kalori yang diperdagangkan secara global. Sekarang, pengiriman dari kedua negara hampir mengering.

Mengutip Bloomberg (9/3), gandum telah naik sekitar 50% dalam dua minggu dan jagung baru saja menyentuh level tertinggi satu dekade. Biaya yang melonjak pada akhirnya dapat membebani mata uang di pasar negara berkembang, di mana makanan mewakili bagian yang lebih besar dari keranjang harga konsumen. 

Baca Juga: Harga Komoditas Energi Menguat, Defisit Transaksi Berjalan Jepang Melonjak

Krisis ini tidak hanya berdampak pada ekspor biji-bijian, mengingat Rusia juga merupakan pemasok utama pupuk. Hampir setiap tanaman utama di dunia bergantung pada input seperti kalium dan nitrogen, dan tanpa aliran yang stabil, petani akan kesulitan menanam segala sesuatu mulai dari kopi hingga beras dan kedelai.

“Ini kejutan makanan yang luar biasa. Saya tidak tahu situasi seperti ini dalam 30 tahun saya terlibat di sektor ini.” kata Abdolreza Abbassian, analis pasar independen dan mantan ekonom senior di Organisasi Pangan dan Pertanian PBB.

Di Brasil, pembangkit tenaga pertanian lainnya, petani tidak bisa mendapatkan pupuk yang mereka butuhkan karena pengecer enggan memberikan penawaran harga.

Baca Juga: Harga Komoditas Menanjak, Emiten Mana Saja yang Terdampak?

Di China, salah satu importir makanan terbesar di dunia, pembeli membeli jagung dan kedelai AS di tengah kekhawatiran bahwa pengiriman tanaman yang lebih sedikit dari Rusia dan Ukraina dapat memicu perebutan global untuk biji-bijian. 

Sementara itu, di Mesir, orang khawatir bahwa harga roti bersubsidi yang mereka andalkan dapat naik untuk pertama kalinya dalam empat dekade, sementara rekaman warga di Turki yang mencoba mengambil kaleng minyak yang lebih murah menjadi viral.




TERBARU

[X]
×