Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Investor saat ini kian cemas atas dampak aksi demonstrasi anti pemerintah terhadap perbankan Hong Kong.
"Semua hal akan mengalami perlambatan jika investor mulai melihat Hong Kong, yang nota bene merupakan pusat finansial internasional, secara berbeda," jelas Ronadl Wan, CEO Partners Capital International Ltd.
Dia menambahkan, akan ada kecemasan terkait kondisi perbankan Hong Kong jika arus dana asing masih terus hengkang. "Mereka akan kehilangan dukungan bagi bisnisnya," tambah Wan.
Baca Juga: Kutuk aksi demonstrasi, miliarder Hong Kong pasang iklan dalam bentuk puisi
Kondisi yang terjadi saat ini bukan saja aksi demonstrasi anti pemerintah. Memasuki pekan ke-11, aksi ini sudah memberikan banyak dampak bagi Hong Kong. Mulai dari memukul kinerja bank, memperlambat pertumbuhan ekonomi, hingga melemahkan nilai yuan. Selain itu, perselisihan dagang antara China dengan AS semakin memperparah perekonomian Hong Kong. Hal itu terlihat dari performa pasar saham.
Saham HSBC Holdings Plc, misalnya, sudah merosot 13% dalam tiga pekan dan dilanda aksi jual terbesar sejak 1989. Kondisi serupa juga dialami saham BOC Hong Kong Holdings Ltd yang sudah anjlok 12% pada bulan ini. Aksi jual saham perbankan membuat indeks Hang Seng tertekan. Bahkan performa indeks acuan Hong Kong ini merupakan yang terburuk di dunia pada Agustus.
Baca Juga: Jual kaos pro Hong Kong, Amazon.com jadi sasaran kemarahan netizen China
Dalam hasil risetnya, Citigroup Inc cukup berhati-hati atas bank-bank Hong Kong. Citigroup bilang, melemahnya yuan dapat menyebabkan penurunan drastis atas kredit ke klien China sehingga memukul kualitas aset. "Kami melihat risiko yang cukup besar terhadap pendapatan perbankan Hong Kong," jelas tim analis Citigroup, termasuk Yafei Tian seperti yang dikutip dari The Star Online.
Tidak hanya itu, Citi juga memangkas peringkat BOC Hong Kong menjadi netral. Mereka juga bilang, terjadi penurunan pendapatan per saham dengan kisaran 20% hingga 60% di sektor perbankan.
Baca Juga: Situasi di Hong Kong semakin memburuk, China tak akan duduk dan menonton
Sebelumnya, Menteri Keuangan Hong Kong mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Hong Kong sulit tumbuh pada tahun ini. Dia lantas memangkas prediksi Produk Domestik Bruto (PDB) Hong Kong menjadi 0%-1% dari sebelumnya 2%-3%. Chan juga mengumumkan kebijakan fiskal baru yakni penggelontoran stimulus dengan nilai mencapai lebih dari US$ 2 miliar.