kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.488.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.585   -20,00   -0,13%
  • IDX 7.627   67,30   0,89%
  • KOMPAS100 1.187   13,71   1,17%
  • LQ45 949   10,88   1,16%
  • ISSI 230   2,18   0,96%
  • IDX30 486   4,48   0,93%
  • IDXHIDIV20 583   5,85   1,01%
  • IDX80 135   1,50   1,12%
  • IDXV30 141   0,16   0,11%
  • IDXQ30 162   1,45   0,91%

Peringatan Keras Joe Biden ke Iran: Membunuh Trump akan Menjadi Tindakan Perang!


Selasa, 15 Oktober 2024 / 08:24 WIB
Peringatan Keras Joe Biden ke Iran: Membunuh Trump akan Menjadi Tindakan Perang!
ILUSTRASI. Presiden AS Joe Biden menjelaskan kepada Iran bahwa setiap upaya pembunuhan terhadap mantan Presiden Donald Trump akan dipandang sebagai tindakan perang.


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Presiden AS Joe Biden dilaporkan menginstruksikan Dewan Keamanan Nasionalnya untuk menjelaskan kepada Iran bahwa setiap upaya pembunuhan terhadap mantan Presiden Donald Trump akan dipandang sebagai tindakan perang.

Mengutip Fox News, peringatan keras itu muncul saat tim Trump telah diberi pengarahan tentang upaya-upaya tertentu untuk membunuh Trump, dan mereka telah mengajukan permintaan yang tidak biasa untuk pesawat militer di hari-hari terakhir kampanye.

AS telah melakukan upaya yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk melindungi mantan presiden tersebut dari pembalasan dari Iran atas pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani pada tahun 2020. 

Menurut Politico, dana sekitar US$ 150 juta per tahun telah digelontorkan untuk melindungi pejabat seperti mantan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dan Jenderal Kenneth McKenzie, mantan kepala Komando Pusat AS.

Tim kampanye Trump baru-baru ini meminta pesawat militer yang mampu menembak jatuh rudal untuk membawa mantan presiden tersebut selama beberapa minggu sebelum pemilihan.

Iran Raup Miliaran Dolar dari Pendapatan Minyak Meski Ada Sanksi

Saat didesak oleh Fox News Digital bulan lalu, Gedung Putih menolak mengatakan apakah Biden yakin membunuh Trump akan menjadi tindakan perang, tetapi berjanji untuk terus memberi tahu tim Trump tentang penilaian ancaman dari Iran.

Baca Juga: Menakar Kemenangan Trum VS Kamala terhadap Harga Aset Kripto, Simak Analisanya

"Kami menganggap ini sebagai masalah keamanan nasional dan dalam negeri dengan prioritas tertinggi, dan kami mengutuk keras Iran atas ancaman yang kurang ajar ini," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Sean Savitt. 

Ia mengonfirmasi bahwa Iran telah lama berusaha membalas dendam kepada Trump karena membunuh Soleimani.

"Kami telah memastikan bahwa lembaga yang tepat akan segera memberikan informasi ancaman yang berkembang kepada mantan presiden. Selain itu, Presiden Biden telah menegaskan kembali arahannya bahwa Dinas Rahasia Amerika Serikat harus menerima setiap sumber daya, kemampuan, dan tindakan perlindungan yang diperlukan untuk mengatasi ancaman yang berkembang terhadap mantan presiden tersebut," jelas Savitt. 

Baik Trump maupun pejabat tingginya yang memerintahkan serangan pada tahun 2020 telah menghadapi ancaman pembunuhan dari Iran. Baru-baru ini, Iran diduga meretas kampanye Trump dan mencoba menyebarkan informasi kepada Demokrat dan media.

Trump mendesak Biden untuk memberi tahu Iran bahwa negara itu akan "hancur berkeping-keping" jika seorang politikus AS terluka.

"Jika saya presiden, saya akan memberi tahu negara yang mengancam, dalam hal ini Iran, bahwa jika Anda melakukan sesuatu untuk menyakiti orang ini, kami akan menghancurkan kota-kota terbesar Anda dan negara itu sendiri hingga berkeping-keping," tegasnya.

Baca Juga: Utang Luar Negeri RI Meningkat, Ekonom: Waspada Perekonomian Global Masih Tak Pasti

Trump selamat dari satu upaya pembunuhan di sebuah rapat umum pada bulan Juli – dan Secret Service menggagalkan upaya pembunuhan lainnya di lapangan golf di Florida pada bulan September. 

Trump menduga bahwa upaya tersebut mungkin terkait dengan Iran, klaim yang belum diverifikasi oleh pihak berwenang.

Selain pesawat militer, tim kampanye Trump telah meminta kendaraan lapis baja yang biasanya disediakan untuk presiden yang sedang menjabat, lebih banyak pembatasan penerbangan di rapat umum dan tempat tinggalnya, penggantian biaya untuk pesawat umpan dan lebih banyak uang untuk Secret Service dan penegak hukum setempat untuk melindunginya.

Biden mengatakan kepada wartawan pada hari Jumat bahwa ia akan dengan senang hati menawarkan pesawat militer kepada Trump pada tahap akhir kampanyenya, selama ia tidak meminta F-15.

"Begini, yang telah saya katakan kepada departemen adalah memberinya semua yang ia butuhkan untuknya – seolah-olah ia adalah presiden yang sedang menjabat," katanya. 

"Berikan semua yang ia butuhkan. Jika itu termasuk dalam kategori itu, itu bagus," tambahnya.

Baca Juga: Trump Berjanji Hapus Pajak Berganda Bagi Warga AS yang Tinggal di Luar Negeri

Menurut dokumen yang dibuka pada bulan Agustus, pada bulan Juni, agen FBI yang menyamar bertemu dengan seorang pria Pakistan yang ingin menyewa pembunuh bayaran untuk membunuh seorang politisi AS. Mereka menangkap pria tersebut, Asif Merchant, 46 tahun, pada tanggal 12 Juli, sehari sebelum rapat umum Trump di Butler, Pennsylvania.

Pada tahun 2022, Departemen Kehakiman mendakwa seorang anggota Korps Garda Revolusi Islam Iran dengan tuduhan mencoba membunuh mantan penasihat keamanan nasional John Bolton.

Selanjutnya: Tak Selalu Uang, Ini 4 Rahasia Bill Gates Bisa Hidup Bahagia yang Bisa Dicontek

Menarik Dibaca: Kapan Awal Musim Hujan di Indonesia? Ini Kata BMKG




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×