Sumber: KONTAN | Editor: Johana K.
NEW YORK. International Air Transport Association (IATA), asosiasi penerbangan internasional, mengatakan industri penerbangan internasional mengalami kemajuan. Meskipun tahun 2010 ini mereka masih akan merugi, jumlah kerugiannya tidak sebesar perkiraan IATA sebelumnya.
Pada bulan Desember 2009 lalu, IATA meramalkan bahwa industri penerbangan akan menderita kerugian sebesar US$ 5,6 miliar pada tahun ini. Namun perkembangan akhir-akhir ini mendorong IATA mengoreksi perkiraan tersebut.
"Perbaikan ini sebagian besar disebabkan oleh pemulihan permintaan yang menguat pada akhir tahun dan berlanjut hingga bulan-bulan awal 2010," tulis IATA pada laporan mereka, seperti dikutip New York Times. Kini mereka meramalkan, kerugian yang akan diderita industri penerbangan tahun ini hanya sebesar US$ 2,8 miliar.
Pada akhir 2009, IATA khawatir jumlah kursi penerbangan banyak yang kosong. Demikian pula dengan ruang kargo. Tapi, memasuki kuartal kedua tahun 2010, muncul tanda-tanda para penumpang akan kembali memilih bepergian melalui moda udara.
"Meski masih terlalu awal, perkembangan ini merupakan pertanda yang bagus untuk ekonomi," kata Sekretaris Jenderal IATA Giovanni Bisignani
Karena itu, IATA meramalkan, jumlah penumpang pesawat tahun ini akan tumbuh sebesar 5,6%. Sebelumnya, mereka hanya meramalkan pertumbuhan sebesar 4,5%. Sementara untuk kargo, IATA memperkirakan, akan meningkat sebesar 12% tahun ini, setelah turun sebesar 11% pada tahun lalu. Sebelumnya, IATA memperkirakan sewa kargo hanya tumbuh 7% di 2010 ini.
Namun, IATA mengingatkan, peta pertumbuhan industri penerbangan secara global belum merata. Pertumbuhan pasar di Amerika Utara dan Eropa masih lambat dibandingkan negara berkembang.
Di Amerika, pertumbuhan penumpang internasional selama Januari hanya 2,1%, dan di Eropa hanya 2,3%. Sementara jumlah penumpang internasional di kawasan Asia Pacifik meningkat 6,5% pada Januari 2010 dibanding bulan Januari 2009.
Asosiasi ini meramalkan, maskapai penerbangan di Asia Pasifik akan mengumpulkan keuntungan sebesar US$ 900 juta tahun ini, setelah menderita kerugian sebesar US$ 2,7 miliar di tahun 2009.
Situasi di Amerika Latin juga menjanjikan. Januari 2010 lalu, jumlah penumpang naik 11% dibandingkan bulan yang sama tahun lalu. IATA meramalkan, para maskapai di Amerika Latin akan mencatat keuntungan sekitar US$ 800 juta tahun ini .
Faktor pendukung pertumbuhan bisnis penerbangan di Asia Pasifik dan Amerika Latin adalah menguatnya ekonomi di kawasan ini. Selain itu, ada pula merger maskapai antar negara yang menyebabkan peningkatan fleksibilitas dan skala penerbangan.