Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
China mengklaim kedaulatan atas hampir seluruh Laut China Selatan, yang tumpang tindih dengan zona ekonomi eksklusif Malaysia, Vietnam, Brunei, Taiwan, dan Filipina.
Baik Ong dan Collin Koh, seorang rekan keamanan di Sekolah Studi Internasional S. Rajaratnam Singapura, percaya bahwa China akan berpikir dua kali untuk menggunakan kekuatan langsung untuk menduduki beting agar tidak memicu perjanjian pertahanan bersama AS-Filipina tahun 1951.
“Mungkin tidak ada pertanyaan tentang apakah China memiliki sarana untuk meningkatkan taruhannya di sini, tetapi lebih pada kesediaannya atas risiko politik tersebut,” kata Koh.
Jonathan Malaya, asisten direktur jenderal Dewan Keamanan Nasional Filipina, mendesak China "untuk tidak meningkatkan masalah" dan membahayakan nyawa.
Jepang dan Prancis, melalui kedutaan mereka di Manila, telah menyatakan keprihatinan atas tindakan China baru-baru ini dan mengulangi dukungan mereka untuk putusan arbitrase 2016 yang membatalkan klaim luas Beijing di Laut China Selatan.