Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Bank Sentral Malaysia membuka ruang penyesuaian kebijakan moneter lantaran peningkatan produk domestik bruto (PDB) mengalami perlambatan.
Mengutip artikel Bloomberg, Rabu (12/2) PDB Malaysia pada kuartal IV 2019 lalu merupakan yang terburuk alias hanya naik 3,6% dari tahun sebelumnya. Praktis, posisi ini merupakan yang terendah sejak tahun 2009 dan jauh lebih buruk daripada proyeksi survei Bloomberg sebesar 4,1%.
Baca Juga: Kerugian akibat kejahatan cryptocurrency pada 2019 melonjak jadi US$ 4,52 miliar
Hal ini lantas membawa angka pertumbuhan PDB Malaysia untuk setahun penuh menjadi 4,3%. Lagi-lagi menjadi yang terlemah sejak krisis keuangan global satu dekade lalu dan jauh di bawah proyeksi awal pemerintah sebesar 4,7%.
Salah satu alasan Bank Negara Malaysia (BNM) membuka potensi menambah kebijakan moneter juga untuk bersiap menghadapi krisis global terutama dampak virus corona pada sektor pariwisata dan perdagangan nasional.
Salah satu langkah mengejutkan yang dilakukan oleh Bank Sentral antara lain pada bulan lalu Malaysia mengambil kebijakan penurunan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps). Langkah tersebut dipandang terlalu dini, namun cukup positif untuk mendorong pertumbuhan karena risiko global yang terus meningkat.
Baca Juga: Efek virus corona, balapan F1 di China kemungkinan ditunda
Tak lama setelah itu, negara tetangga Malaysia seperti Thailand, Filipina dan Sri Lanka pun juga mengikuti kebijakan Malaysia dengan penurunan bunga. Para ekonom pun bertaruh bahwa beberapa negara di Asia Tenggara lainnya juga akan lebih melonggarkan kebijakan tahun ini karena dampak virus corona bisa saja menjadi lebih parah.
"Kami memiliki banyak ruang untuk menyesuaikan tingkat suku bunga," ujar Gubernur Bank Negara Malaysia nor Shamsiah Mohd Yunus dalam keterangan resminya.