kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Perusahaan asal Malaysia & Singapura penyebab asap


Kamis, 20 Juni 2013 / 16:31 WIB
Perusahaan asal Malaysia & Singapura penyebab asap
ILUSTRASI. Cara Mengambil Uang di ATM BRI, Mandiri, BCA, dan BNI yang Aman dan Praktis. KONTAN/Fransiskus Simbolopn/22/02/2015


Sumber: BBC |

JAKARTA/SINGAPURA. Singapura dan Indonesia menggelar rapat darurat hari ini setelah kabut asap yang meliputi negara itu meningkat ke level berbahaya.

Menteri Lingkungan Singapura mengatakan bahwa timnya bersikeras meminta tindakan jelas dari Indonesia.

Pada Rabu (19/06) malam lalu, indeks standar polusi di Singapura (PSI) mencapai 321 yang berarti berbahaya. Indeks PSI mengindikasikan bila angka melebihi 200 berarti "sangat tidak sehat" dan bila melebihi 300 berarti "berbahaya."

Indeks ini melebihi rekor sebelumnya dan telah mendorong pemerintah setempat mengeluarkan peringatan tentang masalah kesehatan. Kabut asap ini disebabkan oleh pembakaran hutan secara ilegal yang terjadi di Pulau Sumatra.

Gedung-gedung di Singapura telah dipenuhi polusi udara dan bau kayu yang terbakar memenuhi negara pulau itu.

Perdana Menteri Singapura, Lee Hsieng Loong, meminta warganya sebisa mungkin tetap di dalam ruangan dan menghindari aktivitas berat di luar ruang. Militer Singapura juga dilaporkan telah menunda semua pelatihan yang semula akan diadakan di ruang terbuka.

Kualitas udara yang buruk telah meningkatkan pembelian masker udara dan beberapa toko kehabisan persediaan mereka.

Pengaruh alam

Pemerintah Indonesia menyatakan keprihatinan kepada Singapura atas kabut asap dan menurunnya kualitas udara tersebut. Sudah ada beberapa rencana penyelesaian masalah ini.

Salah satu langkah yang dilakukan adalah rencana hujan buatan ketika diperlukan untuk memadamkan kebakaran lahan dan hutan.

BNPB sebagai koordinator dan BPPT sebagai pelaksana dari hujan buatan tersebut dengan waktu pelaksanaan tergantung dengan kebutuhan di lapangan.

Pantauan titik api tanggal 18 Juni 2013 berdasarkan data satelit NOAA18 di Kementerian Kehutanan, jumlah titik api di Riau mencapai 148 titik, Jambi 26 titik, Kalbar 22 titik, Sumsel 6 titik, dan Sumbar 5 titik.

Fenomena terjebaknya kabut asap di wilayah Singapura, meskipun jumlah dan luas titik api relatif kecil, disebabkan pengaruh dari anomali cuaca.

Munculnya pusat-pusat tekanan rendah mengubah sirkulasi massa uap air. Hal ini mengakibatkan terjadinya bencana asap yang tidak mengikuti pola umum.

BMKG menyatakan bahwa siklon Yagi dan Siklon Leepi yang berada di timur laut Philipina menyebabkan tertariknya massa udara dari Indonesia ke arah Philipina. Kabut asap dari daerah Riau juga mengalir ke arah Philipina melalui Singapura sehingga kualitas udara mengganggu Singapura.

Terkait protes dari Singapura Menkokesra Agung Laksono dalam rapat koordinasi penanganan bencana tersebut bereaksi tegas. ''Singapura jangan seperti anak-anak. Ini bukan Indonesia yang mau, tetapi atas pengaruh alam,” tandasnya.

Sebelumnya Hadi Daryanto, seorang pejabat Kementerian Kehutanan Indonesia menjelaskan, teknik pembalakan dan pembakaran digunakan di lahan yang murah sebagai metode pembersihan dan itu bukan hanya digunakan oleh petani lokal, tetapi juga karyawan perusahaan minyak sawit termasuk yang dimiliki oleh pengusaha Singapura dan Malaysia.

"Kami meminta pemerintah Malaysia dan Singapura juga memberi tahu pengusaha mereka untuk mengadopsi kebijakan layak sehingga kami bisa mengatasi masalah ini bersama,” ujarnya.

Perlu diketahui, sejumlah keluhan datang dari warga Singapura. Mereka mengeluh asap yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan membuat banyak orang sesak napas.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×