Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - LONDON. Pada akhir September, seorang pilot berpengalaman di maskapai penerbangan murah Eropa Wizz Air merasa cemas setelah mengetahui pesawatnya akan terbang di atas Irak pada malam hari di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel.
Ia memutuskan untuk mempertanyakan keputusan tersebut karena seminggu sebelumnya maskapai tersebut menganggap rute tersebut tidak aman.
Sebagai tanggapan, tim operasi penerbangan Wizz Air mengatakan kepadanya bahwa jalur udara tersebut sekarang dianggap aman dan ia harus menerbangkannya, tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut, kata pilot tersebut.
"Saya tidak begitu senang dengan hal itu," kata pilot tersebut, yang meminta identitasnya dirahasiakan karena takut kehilangan pekerjaannya, kepada Reuters.
Beberapa hari kemudian, Irak menutup wilayah udaranya ketika Iran menembakkan rudal pada tanggal 1 Oktober ke Israel.
"Itu mengonfirmasi kecurigaan saya bahwa wilayah itu tidak aman," jelasnya.
Menanggapi pertanyaan Reuters, Wizz Air mengatakan keselamatan kru dan penumpang adalah prioritas utamanya dan tidak akan dikompromikan "dalam keadaan apa pun".
Baca Juga: Pesawat Karya Anak Bangsa China C919, Cetak Sejarah Baru di Dunia Penerbangan
Wizz Air menambahkan keputusan tentang ke mana harus terbang didasarkan pada penilaian risiko yang ketat bekerja sama dengan spesialis intelijen pihak ketiga.
"Pesawat dan kru kami hanya akan terbang di wilayah udara yang dianggap aman dan kami tidak akan pernah mengambil risiko apa pun dalam hal ini," kata Wizz Air dalam sebuah pernyataan.
Maskapai penerbangan itu mengatakan telah melakukan penilaian risiko menyeluruh sebelum memutuskan untuk terbang di atas wilayah udara Irak pada bulan November dan mengikuti arahan dari Komisi Eropa dan Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa (EASA), yang telah menganggapnya aman pada tanggal 31 Juli.
Maskapai penerbangan itu juga mengatakan akan mengubah rute beberapa penerbangan mengikuti rekomendasi EASA dan tinjauan penilaian risikonya sendiri.
Maskapai penerbangan itu tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang rute dan penerbangan mana yang terpengaruh.
Maskapai penerbangan itu telah menangguhkan penerbangan ke dan dari Tel Aviv hingga 14 Januari 2025.
Baca Juga: Sambut Libur Nataru, Airnav Catat Lonjakan Penerbangan di 8 Bandara Tersibuk