kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

PM Inggris: Dialog dengan Putin Sama Seperti Berurusan dengan Buaya


Kamis, 21 April 2022 / 12:50 WIB
PM Inggris: Dialog dengan Putin Sama Seperti Berurusan dengan Buaya
ILUSTRASI. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - LONDON. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyebut berdialog dengan Presiden Rusia Vladimir Putin sama halnya dengan berhadapan dengan buaya. Sulitnya menentukan langkah membuat pembicaraan damai terkait Ukraina akan gagal.

Dilansir dari Reuters, Johnson mengatakan para pemimpin dunia, termasuk Presiden AS Joe Biden, telah menyetujui seruan untuk terus memasok senjata ke Ukraina ketika Rusia mulai memfokuskan serangannya di wilayah timur.

Pembicaraan damai antara kedua pihak masih belum menghasilkan sesuatu yang positif. Bahkan suasana telah memburuk atas tuduhan Ukraina bahwa pasukan Rusia melakukan kekejaman di kota Bucha.

Baca Juga: Negara Barat Ancam Lakukan Walk-Out Jika Rusia Tetap Diundang ke KTT G20

Menurut Johnson, sulitnya pembicaraan damai ini disebabkan oleh kurangnya itikad baik dari pihak Rusia. Ia juga menyebut Putin masih berusaha merebut sebanyak mungkin wilayah Ukraina, termasuk ibu kota Kiev.

"Bagaimana Anda bisa bernegosiasi dengan buaya ketika kaki Anda berada di rahangnya? Itulah kesulitan yang dihadapi Ukraina. Kami baru saja melanjutkan strategi, terus memasok mereka dengan senjata," lanjut Johnson.

Pada hari Selasa (19/4), Rusia juga menolak seruan PBB untuk melakukan gencatan senjata kemanusiaan selama empat hari di Ukraina. Rusia menilai fase itu hanya akan digunakan Ukraina untuk menumpuk senjata yang dikirim negara Barat.

Sekjen PBB Antonio Guterres mendesak adanya gencatan senjata untuk memfasilitasi pengiriman bantuan kemanusiaan serta mengevakuasi banyaknya warga sipil yang terjebak di sejumlah kota.

Baca Juga: Sebut Akan Digunakan Ukraina untuk Menumpuk Senjata, Rusia Tolak Gencatan Senjata

Saat ini Johnson akan bertolak ke India untuk  bertemu dengan Perdana Menteri Narendra Modi. Di sana, Johnson akan mendorong India untuk mendukung Ukraina.

Namun, Johnson menyadari bahwa India kemungkinan besar akan mempertahankan hubungannya dengan Rusia.

India merupakan pembeli terbesar senjata Rusia dan telah menjadi pelanggan setia negara itu untuk minyak. India juga memilih abstain dalam pemungutan suara PBB yang mengutuk invasi Rusia dan belum menjatuhkan sanksi terhadap rekannya itu.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×