kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

PM Kamboja Temui Junta Militer saat Kunjungan ke Myanmar Picu Protes


Sabtu, 08 Januari 2022 / 14:17 WIB
PM Kamboja Temui Junta Militer saat Kunjungan ke Myanmar Picu Protes
ILUSTRASI. PM Kamboja Temui Junta Militer saat Kunjungan ke Myanmar Picu Protes


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perdana Menteri Kamboja Hun Sen bertemu dengan penguasa militer Myanmar Min Aung Hlaing pada hari Jumat (8/1) di tengah kritik atas kunjungan pertama seorang kepala pemerintahan sejak tentara merebut kekuasaan dari pemerintah terpilih tahun lalu.

Hun Sen disambut oleh pengawal kehormatan dan karpet merah ketika dia tiba pada hari Jumat, tepat ketika protes dari penentang kudeta pecah di bagian lain Myanmar karena khawatir perjalanannya akan memberikan lebih banyak legitimasi kepada junta yang berkuasa.

Melansir Reuters, Sabtu (8/1), Televisi pemerintah Myanmar menayangkan gambar kedua pemimpin yang saling berbenturan siku dan duduk untuk berunding di kursi berlapis emas.

Baca Juga: Dewan Keamanan PBB Mengutuk Aksi Kekerasan Militer Myanmar yang Tewaskan 35 Orang

Kunjungan dua hari Hun Sen adalah yang pertama dari seorang kepala pemerintahan sejak tentara menggulingkan pemerintahan sipil Aung San Suu Kyi pada 1 Februari 2021 yang memicu protes berbulan-bulan dan tindakan keras berdarah.

Pemimpin Kamboja, yang telah dikritik atas tindakan keras terhadap lawan politiknya di dalam negeri, mengatakan dia melakukan kunjungan untuk menekankan rencana perdamaian Myanmar yang disponsori oleh Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

Kamboja saat ini adalah ketua dari 10 anggota ASEAN, yang mengadopsi rencana perdamaian "konsensus" lima poin pada bulan April.

Beberapa negara ASEAN lainnya termasuk Indonesia telah menyatakan frustrasi atas kegagalan junta untuk melaksanakan rencana tersebut, termasuk mengizinkan seorang utusan untuk bertemu Suu Kyi, yang telah ditahan sejak kudeta.

Baca Juga: Ratusan Warga Myanmar Kabur ke Thailand Setelah Bentrok dengan Tentara

Di Myanmar, penentang kekuasaan militer mengatakan Hun Sen, yang merebut kekuasaan di Phnom Penh dalam kudeta 1997, mendukung junta dengan melakukan perjalanan itu.



TERBARU

[X]
×