kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PM Malaysia: Agenda Perdagangan dan Investasi AS di ASEAN Harus Lebih Aktif


Jumat, 13 Mei 2022 / 10:27 WIB
PM Malaysia: Agenda Perdagangan dan Investasi AS di ASEAN Harus Lebih Aktif
ILUSTRASI. Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob mendesak AS untuk menerapkan agenda perdagangan dan investasi yang lebih aktif dengan ASEAN. Menurut Yaakob, cara ini akan menguntungkan AS secara ekonomi dan strategis.

Berbicara di pertemuan para pemimpin ASEAN di Washington hari Kamis (12/5), Yaakob menjelaskan beberapa rasa frustrasi yang dirasakan di Asia sejak mantan Presiden Donald Trump keluar dari pakta perdagangan regional pada 2017.

Dilansir dari Reuters, Yaakob menyebut AS adalah mitra penting bagi ASEAN karena merupakan investor asing langsung terbesar dan mitra dagang terbesar kedua.

Perdagangan antar keduanya ditaksir sebesar US$308,9 miliar pada tahun 2020.

Baca Juga: Sampaikan Potensi Indonesia, Jokowi Harapkan Kerja Sama Konkret dari Pebisnis AS

Di hadapan forum bisnis AS dan para pemimpin ASEAN, Yaakob mengatakan pandemi Covid-19 telah memperjelas pentingnya perdagangan dan kerja sama internasional serta keterkaitan rantai pasokan regional.

Atas dasar itu, Yaakob meminta AS untuk bisa lebih aktif melakukan program perdagangan dan investasi di ASEAN.

"Oleh karena itu, AS harus mengadopsi agenda perdagangan dan investasi yang lebih aktif dengan ASEAN, yang akan menguntungkan AS secara ekonomi dan strategis," kata Yaakob.

Pasar ASEAN disebut mencakup 15 negara dengan 2,3 miliar atau hampir sepertiga populasi global dan PDB dunia. Yaakob berharap AS bisa memanfaatkan peluang investasi besar yang ada.

Baca Juga: Amerika Serikat Membantu Galang Dana US$ 3,1 Miliar untuk Merespons Pandemi Global

Lebih lanjut, Yaakob menyebut saat ini ada sekitar 6.200 perusahaan AS yang beroperasi di ASEAN. Banyak di antara mereka menjadikan kawasan itu sebagai platform produksi untuk mengekspor di kawasan dan sekitarnya.

Yaakob menyoroti program Regional Economic Comprehensive Partnership (RCEP), inisiatif yang didukung China, sebagai alat penting untuk memperkuat bisnis dan kegiatan ekonomi regional melalui pengurangan hambatan perdagangan yang nyata.

Pada pertemuan virtual dengan ASEAN bulan Oktober lalu, Presiden AS Joe Biden mengatakan negaranya siap memulai pembicaraan tentang pengembangan Indo-Pacific Economic Framework (IPEF). Nantinya diharapkan AS bisa lebih terlibat di ASEAN untuk melawan pengaruh China yang semakin besar.




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×