Sumber: India Today | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. Perdana Menteri India Narendra Modi mengajak seluruh mitra negara demokrasinya untuk bersama-sama memanfaatkan mata uang kripto dengan cara yang baik. Bagi Modi, inovasi ekonomi seperti ini tidak boleh disalahgunakan.
Hadir dalam Sydney Dialogue melalui konferensi video pada hari Kamis (18/11), Modi menyebut bahwa teknologi dan data menjadi senjata baru di era digital. Ia menegaskan saat ini India sedang mengembangkan kemampuan di bidang tersebut.
Menjadikan bitcoin sebagai contoh inovasi digital, Modi turut mengajak negara-negara demokrasi untuk bekerja sama dalam memanfaatkannya di jalur yang positif.
"Sangat penting bahwa semua negara demokratis bekerja sama dalam hal ini dan memastikan bahwa hal ini tidak berakhir di tangan yang salah sehingga bisa merusak generasi muda," kata Modi dalam pidatonya, sebagaimana dikutip India Today.
Baca Juga: Meski ragu, bank sentral Australia mulai menimbang penggunaan mata uang digital
Modi juga berbicara tentang revolusi digital di India dan mengatakan negaranya saat ini sedang menjalankan transisi penting ke berbagai model digital.
Ia memuji upaya negaranya dalam mengubah kehidupan masyarakat dengan menggunakan teknologi digital untuk pemerintahan, termasuk pemberdayaan, konektivitas, penyampaian manfaat dan kesejahteraan.
"Sebagai pemimpin dalam demokrasi dan digital, India siap bekerja dengan mitra untuk kemakmuran dan keamanan kita bersama. Revolusi digital India berakar pada demokrasi kita, demografi kita, dan skala ekonomi kita," lanjut Modi.
Perdebatan mengenai pemanfaatan mata uang kripto semakin sengit terjadi di pemerintahan India. Baru-baru ini Anggota Parlemen (MP), dalam pertemuan panel parlemen, mengatakan bahwa mata uang kripto tidak dapat dilarang dan negara harus menemukan cara untuk mengaturnya.
Di sisi lain, bank sentral India (RBI), telah berulang kali menegaskan bahwa mata uang kripto bisa menimbulkan ancaman serius terhadap stabilitas makroekonomi dan keuangan negara. RBI juga meragukan apakah jumlah investor yang menggunakannya akan tinggi.