Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Menteri pertahanan Taiwan pada hari Selasa (29/9/2020) mengatakan, tidak ada tanda-tanda bahwa China sedang mempersiapkan perang habis-habisan dengan Taiwan, seperti mengerahkan pasukan di sepanjang pantai timurnya. Hal ini diungkapkan setelah China berulang kali menggelar latihan di dekat wilayah Taiwan.
Mengutip Reuters, Taiwan secara keras mengecam manuver China, termasuk aksi jet tempur China yang terbang di atas garis tengah Selat Taiwan yang sensitif, sebagai upaya intimidasi.
"Komunis China telah melanjutkan tindakan provokasi mereka terhadap Taiwan, tetapi saat ini tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan mereka siap untuk melancarkan perang skala penuh," kata Menteri Pertahanan Yen De-fa kepada parlemen.
Dia menambahkan, salah satu tanda serangan yang akan segera terjadi adalah jika pasukan dari bagian pedalaman China mulai berkumpul di sepanjang timurnya, tetapi tidak ada indikasi seperti itu yang terjadi.
Baca Juga: Laut China Selatan bergolak lagi, China gelar latihan militer di Paracel
Menurut Yen, pasukan Taiwan sendiri sudah mempertahankan kesiapan tempur dan belum meningkatkan status siaga mereka. Namun demikian, dia bersumpah akan berjuang untuk mempertahankan kedaulatan dan demokrasi pulau itu.
Pekan lalu, dalam peringatan nyata ke China, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan angkatan bersenjata Taiwan memiliki hak untuk membela diri dan melakukan serangan balik di tengah "gangguan dan ancaman".
Militer Taiwan memang sudah dipersenjatai dan terlatih dengan baik, tetapi dikerdilkan oleh China, yang sibuk menambahkan peralatan baru yang canggih, seperti pesawat tempur siluman.
Baca Juga: Ini persiapan warga Taiwan jika perang dengan China meletus
Perdana Menteri Su Tseng-chang, juga berbicara di parlemen, mengatakan para penyerang harus membayar mahal karena rakyat Taiwan akan dengan gigih mempertahankan diri dan tanah mereka.
"Taiwan tidak akan jatuh," tambah Su, yang sebelumnya mengatakan dia akan menggunakan sapu jika perlu untuk melawan serangan China, jika hanya itu yang tersisa.
Sebelumnya, China marah dengan dukungan AS yang lebih besar untuk Taiwan, termasuk dua kunjungan pejabat tinggi AS yakni Menteri Kesehatan Alex Azar pada Agustus dan wakil menteri luar negeri urusan ekonomi Keith Krach pada bulan ini.
Amerika Serikat, yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan pulau itu tetapi merupakan pendukung terkuatnya, juga merencanakan penjualan senjata baru ke Taiwan.