Sumber: AFP | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Senin menandatangani kesepakatan yang memungkinkan Kyiv memperoleh hingga 100 jet tempur dan perlengkapan militer lainnya, termasuk drone—sebuah dorongan signifikan bagi Ukraina di tengah perang melawan invasi Rusia.
Mengutip AFP, pengiriman jet tempur Rafale—ikon utama kekuatan udara Prancis—hanya direncanakan melalui surat pernyataan intensi dalam jangka 10 tahun, meskipun produksi drone dan sistem interseptor disebut akan mulai akhir tahun ini, kata Macron.
Pengumuman itu disampaikan ketika Zelensky berkunjung ke Paris, saat Ukraina membutuhkan dukungan tambahan setelah beberapa kemunduran dalam seminggu terakhir akibat skandal korupsi domestik, tekanan militer Rusia di kota Pokrovsk, dan serangan udara Moskow yang terus berlanjut.
Macron mengakui bahwa saat ini adalah periode yang “sulit” dalam konflik yang dimulai ketika Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022.
“Hanya Rusia yang memilih untuk melanjutkan perang ini dan memperkerasnya,” ujar Macron kepada pers bersama Zelensky, menuding Rusia memiliki “kecanduan perang.”
Namun Macron menyampaikan keyakinan bahwa “perdamaian bisa dicapai sebelum 2027”, saat masa jabatannya berakhir. Ia menambahkan bahwa Ukraina perlu menjalani “regenerasi” militer agar mampu mencegah agresi baru dari Rusia.
Baca Juga: Prediksi Berani JPMorgan: Bitcoin Siap Geser Dominasi Emas?
Surat pernyataan itu juga mencakup opsi kontrak masa depan bagi Ukraina untuk memperoleh 100 jet Rafale beserta persenjataannya, ujar kepresidenan Prancis.
Zelensky menyebut kerjasama tersebut sebagai “perjanjian bersejarah.”
Sebelumnya, Ukraina juga telah menandatangani pernyataan intensi untuk memperoleh 100–150 jet tempur Gripen buatan Swedia.
Prancis sebelumnya telah mengirim jet Mirage ke Ukraina, tetapi ini merupakan pertama kalinya Prancis menjanjikan pengiriman Rafale.
Detail biaya belum dipublikasikan, tetapi Prancis berencana menggunakan pembiayaan anggaran nasional dan mekanisme pinjaman Uni Eropa, meski terdapat risiko sprindikasi keberatan dari Jerman.
Baca Juga: Warren Buffett Siapkan “Bab Terakhir”: Hampir Semua Kekayaan untuk Amal
Ukraina dalam Posisi Tertekan
Kunjungan Zelensky ini merupakan kunjungan kesembilannya ke Prancis sejak invasi dimulai. Momen itu hadir menjelang musim dingin yang diprediksi akan sulit bagi Ukraina, karena Rusia intensif di medan perang.
Serangan udara Rusia semalam menewaskan tiga orang di wilayah Kharkiv. Sementara itu, tujuh orang tewas akibat serangan rudal di blok apartemen Kyiv pada Jumat lalu.
Kementerian Pertahanan Rusia juga mengklaim bahwa tentaranya telah menguasai tiga desa lagi di Ukraina timur sebagai bagian dari langkah ofensif bertahap.
Upaya Presiden AS Donald Trump untuk memaksa kesepakatan damai dikabarkan mengalami kebuntuan karena Moskow menolak gencatan senjata serta tetap mempertahankan tuntutan wilayah.
Macron menegaskan bahwa pengiriman Rafale hanya akan dilakukan setelah perang berakhir, seraya berkata:
“Tidak akan ada perdamaian yang kokoh dan bertahan lama tanpa tentara Ukraina yang kuat.”
Tonton: RI dan Malaysia Saling Klaim Durian Sebagai Buah Nasional
Macron dan Zelensky juga mengunjungi markas pasukan multinasional Ukraina yang sedang dipersiapkan Prancis dan Inggris jika nantinya diperlukan pengerahan pasukan internasional setelah adanya kesepakatan gencatan senjata.
Prancis menyatakan bahwa 34 negara serta Ukraina telah menyatakan kesediaan untuk ikut serta dalam koalisi tersebut.
Kesimpulan
Kesepakatan baru antara Prancis dan Ukraina menandai peningkatan komitmen strategis jangka panjang Eropa dalam mendukung Kyiv melawan Rusia. Meskipun pengiriman jet Rafale masih berorientasi pascaperang, dimulainya produksi drone dan sistem pertahanan lain menunjukkan dukungan langsung yang lebih cepat. Namun keberhasilan rencana ini masih dibayangi tantangan: perang yang terus berkecamuk, tekanan diplomatik, hambatan pendanaan Uni Eropa, dan sorotan global atas isu korupsi internal Ukraina.













