Reporter: Grace Olivia | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - DUBAI. Rencana Amerika Serikat (AS) untuk menerapkan kembali sanksi atas Iran membuat pasar minyak dunia bergejolak. Harga minyak pun melonjak di tengah kekhawatiran terjadinya kekurangan pasokan pasca sanksi terealisasi. Namun, OPEC memiliki kapasitas produksi dan cadangan yang cukup untuk meredam pasar minyak untuk mengantisipasi sanksi terhadap Iran.
Presiden OPEC, Suhail Al Mazrouei, menyatakan, tiga negara anggota OPEC antara lain Arab Saudi, Kuwait, dan Uni Emirat Arab, sejauh ini secara keseluruhan memiliki kapasitas produksi dan cadangan yang cukup.
"Jangan khawatir tentang pasokan. Saya pikir tidak akan ada masalah akibat dari sanksi. OPEC memiliki buffer potensi output yang memadai," ujar Mazrouei, yang juga Menteri Energi Uni Emirat Arab, seperti dikutip Bloomberg, Minggu (13/5) waktu setempat.
Seperti yang telah diketahui, Presiden AS Donald Trump pekan lalu mengumumkan rencananya mundur dari perjanjian nuklir Iran dan memberlakukan kembali sanksi terhadap negara produsen terbesar ketiga OPEC tersebut. Keputusan Trump menjadi tantangan bagi OPEC yang selama ini memangkas produksinya untuk mengurangi kelebihan pasokan global.
Analis memproyeksi, kebijakan pemangkasan OPEC berpotensi berhenti di akhir tahun nanti pasca keputusan Trump. Dus, masih belum pasti seberapa besar pembatasan ekspor minyak Iran akan diberlakukan.
"Penarikan AS dari kesepakatan nuklir Iran dapat mengurangi pasokan 1 juta barel dari pasar, yang tentu saja akan mempengaruhi banyak hal," ujar Bob Dudley, CEO British Petroleum Plc.
Meski begitu, Mazrouei menolak untuk mengukur kapasitas cadangan OPEC yang tidak terpakai dan dapat mengantisipasi berkurangnya pasokan. "Kami akan bertemu bulan Juni untuk membahas itu," kata dia.. Menurutnya, yang menjadi fokus OPEC pada pertemuan bulan depan, antara lain soal di level berapa cadangan minyak harus dipersiapkan dan apakah OPEC dapat terus berlanjut di masa mendatang.