kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produksi vaksin jadi kunci untuk menghalau Covid-19


Selasa, 12 Mei 2020 / 18:58 WIB
Produksi vaksin jadi kunci untuk menghalau Covid-19
ILUSTRASI. Riset vaksin virus corona. Produksi vaksin, jadi kunci untuk menghalau Covid-19. REUTERS/Bing Guan


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Aksi kolaboratif dan terukur terhadap pengujian klinis, serta distribusi calon vaksin sangat dibutuhkan untuk menghalau pandemi Covid-19. Sejumlah pendekatan produksi vaksin juga dapat dilakukan simultan.

“Saya cukup optimis, ekspektasi saya bahwa akan ada lebih dari satu vaksin yang bisa efektif. Masing-masing vaksin punya karakteristik yang berbeda-beda untuk menujukan efektivitas kerjanya. Sehingga kita perlu memilih vaksin mana yang cocok dengan populasi tertentu,” kata Direktur Institut Kesehatan Nasional AS Francis Collins dikutip dari Bloomberg, Selasa (12/5).

Baca Juga: Kembali rekor, Rusia laporkan 10.899 kasus virus corona baru pada hari Selasa

Collins memprediksi, setidaknya hingga akhir musim gugur kelak bisa diproduksi 100 juta vaksin dan mencapai 300 juta pada Januari 2021. Produksi awal dapat didistribusikan kepada penderita Covid-19 yang kini sedang dalam tahap kritis, dan para tenaga kesehatan.

Sejumlah perusahaan yang terlibat dalam program ACTIV (Accelerating COVID-19 Therapeutic Interventions and Vaccines) disebut Collins juga memiliki kapasitas untuk memproduksi vaksin tersebut.

Meski demikian para perusahaan tersebut memang tak bisa dijadikan satu-satunya penentu buat Collins. Perlu ada kolaborasi antara perusahaan akademisi, dan tentu pemerintah. Tujuannya satu, untuk memproduksi vaksin yang efektif dan dapat diproduksi massal dalam waktu yang singkat.

Di sisi lain, Collins jug atak terlalu sepakat dengan uji coba dengan mekanisme challange trial, yang menginfeksi virus corona secara sengaja kepada sukarelawan untuk kemudian diberi vaksin. Selain soal etika, saat ini memang belum ada metode kuratif menyembuhkan Covid-19.

Baca Juga: Kematian akibat corona di Inggris tembus 38.000 orang, terbanyak di Eropa

Challange trial memiliki beberapa masalah terkait etika, di sisi lain juga belum ada terapi kuratif. Juga belum jelas apa risiko yang bisa diterima oleh sukarelawan. Saat ini metode tersebut sepertinya belum tepat,” ungkapnya.

Collins juga menambahkan efek mutasi virus corona tak perlu dikhawatirkan lantaran efek mutasinya masih dapat ditakar sebagai jenisnya sebagai virus RNA.

“Sejauh ini tidak ada hal yang sangat mengkhawatirkan terkait mutasi, sebagai virus RNA rasio mutasinya masih bisa ditakar. Lagipula tidak ada konsekuensi pasti antara virus yang sudah bermutasi,” sambungnya.




TERBARU

[X]
×