kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produsen mobil global kian agresif di industri mobil listrik


Senin, 27 September 2021 / 15:23 WIB
Produsen mobil global kian agresif di industri mobil listrik
ILUSTRASI. Mobil listrik Tesla. REUTERS/Stephen Lam


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri mobil listrik secara global masih memiliki potensi besar, sehingga membuat beberapa produsen mobil di dunia kian agresif dalam menggarap sektor tersebut. Meskipun kekurangan semikonduktor saat ini masih menjadi tantangannya.

Sebut saja, Tesla Inc yang dikabarkan telah memproduksi 300.000 mobil listrik selama sembilan bulan pertama tahun ini di pabriknya yang berlokasi di Shanghai. Pabrik tersebut membuat sedan listrik Model 3 dan kendaraan sport Model Y untuk pasar domestik dan internasional, termasuk Jerman dan Jepang.

Berdasarkan data dari Asosiasi Mobil Penumpang China, sekitar 240.000 kendaraan sudah dikirim dari pabrik dalam delapan bulan pertama tahun ini, termasuk untuk ekspor. Tesla pun belum mengumumkan rincian produksi pabrik tersebut.

Pada bulan Agustus, seorang pejabat pun mengatakan bahwa Tesla memiliki target untuk memproduksi 450.000 kendaraan tahun ini. 66.000 unit di antaranya akan diekspor.

Hanya saja, Tesla saat ini tengah menghadapi pengawasan publik di negara itu atas keamanan data dan keluhan layanan pelanggan. Oleh karenanya, mereka mempekerjakan manajer untuk tim hubungan hukum dan eksternal di China untuk mengatasi hal tersebut.

Baca Juga: Produsen mobil listrik, Polestar, akan melantai di bursa melalui skema SPAC

Selain Tesla, Geely China juga kian masuk di industri ini dengan berencana mendirikan 5.000 stasiun pertukaran baterai untuk kendaraan listrik (EV) secara global pada tahun 2025. Mengutip Reuters, hal itu dilakukan karena produsen mobil ini melihat adanya pertumbuhan di pasar kendaraan terbesar di dunia.

Sebuah stasiun pertukaran baterai memungkinkan pengemudi untuk mengganti baterai mobil untuk menyalakan mesin.

Produsen mobil lainnya,China Nio Inc juga berencana untuk memiliki 4.000 stasiun pertukaran baterai secara global pada tahun 2025. Hal ini seiring dengan upaya pemerintah China yang terus mempromosikan fasilitas infrastruktur terkait EV, termasuk stasiun pengisian daya dan stasiun pertukaran baterai.

Ada juga, produsen EV asal Swedia Polestar pun saat ini mendekati kesepakatan untuk menjadi perusahaan terbuka melalui merger dengan perusahaan cangkang, Gores Guggenheim Inc dengan valuasi US$ 20 miliar termasuk utang.

Produsen EV premium yang juga dimiliki oleh Geely dan Volvo Cars China ini dikabarkan akan mengumumkan rencananya untuk go public segera pada awal pekan ini. Sebelumnya, Polestar telah mengumpulkan US$ 550 juta dalam pendanaan eksternal pada bulan April lalu.

Polestar juga telah mengumumkan rencana untuk membangun kendaraan sport listrik Polestar 3 di pabrik Volvo AS di Carolina Selatan mulai paruh kedua tahun 2022 nanti.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×