kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Program Raksasa Kecil Jadi Senjata China Hadapi Perang Teknologi dengan AS


Senin, 24 Januari 2022 / 15:04 WIB
Program Raksasa Kecil Jadi Senjata China Hadapi Perang Teknologi dengan AS
ILUSTRASI. Dukungan besar diberikan China kepada perusahaan-perusahaan rintisan atau startup teknologi untuk jadi raksasa kecil.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Pemerintah China tampaknya sedang mengatur ulang industri teknologi di Tiongkok. Di saat raksasa teknologi diberikan tekanan bertubi-tubi, namun dukungan besar justru diberikan China kepada perusahaan-perusahaan rintisan. 

Pemerintah China telah membuat program ambisius untuk mendukung startup teknologi di negara itu untuk bisa bersaing dengan Silicon Valley. Dukungan diberikan terhadap perusahaan rintisan yang bergerak di sektor-sektor strategis seperti robotika, komputasi kuantum dan semikonduktor.

Hal itu dilakukan pemerintah China karena perusahaan yang terlihat belum jelas telah menunjukkan  bahwa mereka melakukan sesuatu yang inovatif dan unik.

Perubahan kebijakan pemerintah tersebut telah membangkitkan raksasa teknologi kecil. Gansha Wu, misalnya, lewat startup Uisee telah memenangkan gelar sebagai raksasa kecil untuk teknologi startup kendaraan kemudi otomatis dan memperoleh  tinjauan dari pemerintah. 

Baca Juga: Xi Jinping: Konfrontasi Tak Selesaikan Masalah, Hanya Mengundang Konsekuensi Bencana

Tinjauan itu memberikan kredibilitas dan keuntungan financial ekstra. Tahun lalu, Uisee berhasil mengumpulkan pendanaan 1 miliar yuan atau sekitar US$ 157 juta, termasuk berasal dari pemerintah China. Alhasil, perusahaan ini langsung beranjak menjadi unicorn dengan valuasi mencapai US$ 1 miliar. 

"Memakai label raksasa kecil merupakan suatu kehormatan. Inti dari proyek ini adalah bahwa perusahaan harus memiliki beberapa spesialisasi yang tidak dimiliki orang lain," kata Wu dikutip Bloomberg, Senin (24/1).

Program little giant telah ada selama lebih dari satu daekade tetapi baru pupular setelah pemerintah China meluncurkan tindakan keras terhadap perusahaan teknologi terkemuka seperti Alibaba dan Tencent.  

Label raksasa kecil telah menjadi ukuran yang dihargai dengan dukungan pemerintah. Ini tentu jadi sinyal bagi investor dan karyawan dari perusahaan yang dapat label akan terhindar dari hukuman pemerintah.

Presiden China Xi Jinping telah memberikan restu pribadi dijalankannya program tersebut.  Menurut Lee kau-Fu Pendiri dan Managing Director Ventura Sinovation, label little giant itu berguna bagi startup dalam bank hal. "Itu merupakan subsidi, itu hibah," imbuhnya. 

Program ini merupakan kunci dari strategi ambisiun Partai Komunis China untuk memposisikan ulang idndustri teknologi China.  Selama dua dekade, China telah banyak meniru model Silicon Valley, yang memungkinan pengusaha mengejar ambisi mereka dengan sedikit pengawasan pemerintah.

Hal itu telah menghasilkan kesuksesan besar seperti Alibaba sebagai pelopor e-commerce, raksasa media sosial Tencent dan ByteDance Ltd, dan TikTok sebagai pencipta aplikasi video pendek.

Namun dalam serangkaian langkah regulasi selama setahun terakhir, Beijing memperjelas bahwa industri teknologi harus menyesuaikan diri dengan prioritas pemerintah. Alibaba dan Tencent dengan cepat dipaksa untuk menghilangkan praktik anti-persaingan, sementara perusahaan game harus membatasi anak di bawah umur untuk bermain online tiga jam per minggu.

Sebaliknya, Beijing bertujuan untuk mengalihkan sumber daya ke teknologi penting secara strategis seperti chip dan perangkat lunak perusahaan. Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi (MIIT) telah menunjuk 4.762 raksasa kecil sejak 2019, banyak di industri semikonduktor, mesin, dan farmasi. Penunjukan ini biasanya disertai dengan insentif yang menguntungkan dari pemerintah pusat atau otoritas provinsi, termasuk pemotongan pajak, pinjaman yang murah hati, dan kebijakan akuisisi bakat yang menguntungkan.

Baca Juga: Tiba-tiba Xi Jinping Telepon Jokowi, Ada Apa?




TERBARU

[X]
×