Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek industri perkapalan global berubah menjadi negatif dari stabil setelah pandemi virus corona. Moody's Investors Service hari ini (20/3) dalam sebuah laporan baru menuliskan, perubahan prospek negatif mencerminkan penurunan EBITDA pada tahun 2020.
Ini terjadi lantaran berkurangnya permintaan layanan pengiriman peti kemas dan curah kering setelah merebaknya virus corona membuat output manufaktur China menurun. Akibatnya, permintaan akan batubara dan bijih besi selama paruh pertama 2020 menurun.
"Penghasilan dari perusahaan-perusahaan pengangkutan akan menurun sekitar 6% -10% pada tahun 2020 dibandingkan dengan pertumbuhan EBITDA hampir 40% pada tahun 2019," kata Maria Maslovsky, Wakil Presiden Senior dan Analis Senior Moody's dalam rilis, Jumat (20/3).
Sementara risiko penurunan EBITDA perusahaan pelayaran secara global dapat menurun 25% -30%, mirip dengan tingkat penurunan yang terakhir terlihat pada 2016 ketika Hanjin Shipping Co Ltd bangkrut. Prospek kami untuk industri perkapalan global telah stabil sejak Mei 2017.
Baca Juga: Maersk berpeluang beli Hanjin dan Hyundai
Baca Juga: Ini alasan saham Hanjin Shipping meroket 28%
"Kami memperkirakan keseimbangan permintaan-permintaan akan cenderung mengarah pada kelebihan pasokan untuk pengiriman kontainer dan segmen curah kering, terutama pada paruh pertama tahun ini. Dengan kondisi seperti saat ini, lebih positif untuk kapal tanker mengingat penurunan tajam harga minyak baru-baru ini," kata Maslovsky.
Moody's sebelumnya memperkirakan pertumbuhan permintaan dan penawaran sebagian besar seimbang pada tahun 2020. Tapi prospek segmen pengiriman kontainer menjadi negatif sejalan revisi turun pertumbuhan ekonomi di 2020 kami untuk semua ekonomi G-20. Virus corona yang merusak pertumbuhan ekonomi di banyak negara sampai paruh pertama tahun 2020 akan menghambat perdagangan.
Pandangan Moody's segmen kontainer akan melambat terlihat dari pembuatan barang peti kemas di China. Selain itu, ada sejumlah pengiriman kapal baru pada tahun 2020 ditunda.
Prospek segmen dry bulk juga menjadi negatif dari stabil. Moody's menyebut, dry bulk segment akan kembalinya operasi setelah manufaktur di China menunjukkan peningkatan permintaan di bidang batubara dan bijih besi. Selain itu, pelabuhan di China juga akan meningkat jika pengangkutan biji-bijian, komoditas curah kering besar lainnya sudah nampak. China adalah importir terbesar komoditas curah kering.
Baca Juga: Efek Pencegahan Penyebaran Virus Korona Mulai Terasa di Pelabuhan
Prospek segmen tanker juga tetap stabil. Tekanan negatif pada perusahaan tanker terjadi karena berkurangnya permintaan minyak dan produk minyak karena wabah koronavirus secara tak terduga telah dikurangi oleh penurunan tajam harga minyak baru-baru ini.
Baik harga spot dan charter telah meningkat secara signifikan dalam sepekan terakhir dan kemungkinan akan tetap pada level sama hingga April setelah pengumuman diskon penjualan minyak oleh Arab Saudi.
Namun, gambaran jangka panjang tetap tidak pasti pada segmen kapal tanker mengingat perlambatan pertumbuhan global, kami tidak berharap besar.