Sumber: Reuters | Editor: Hasbi Maulana
KONTAN.CO.ID - MINNEAPOLIS/MINNESOTA, AS. Dakwaan telah dijatuhkan kepada mantan polisi kulit putih Minneapolis yang tampak dalam rekaman video menggunakan lutut untuk menjepit leher pria kulit hitam tanpa senjata, Jumat (29/5).
Insiden memilukan itu telah memicu empat malam protes penuh kekerasan masyarakat di Minneapolis, Negara Bagian Minnesota, Amerika Serikat (AS).
Derek Chauvin yang dipecat dari departemen kepolisian bersama tiga polisi lain sehari setelah kejadian yang fatal itu, ditangkap atas tuduhan pembunuhan tingkat tiga dan pembantaian terhadap George Floyd (46 tahun).
Baca Juga: Cerita tragis kematian pria kulit hitam George Floyd di dengkul polisi Minneapolis
Dakwaan jaksa Wilayah Hennepin datang setelah tiga malam protes yang diwarnai pembakaran, penjarahan, dan perusakan di kota terbesar di Minnesota tersebut. Pemrotes membakar kantor polisi dan pasukan Pengawal Nasional dikerahkan untuk membantu memulihkan ketertiban.
Walikota Jacob Frey telah memerintahkan polisi untuk mundur dari kantor polisi demi mencegah eskalasi kekerasan. Namun, pada Jumat malam, petugas penegak hukum keluar lagi.
Pihak berwenang berharap penangkapan Chauvin akan menghilangkan kemarahan publik dan mencegah kerusuhan yang berkelanjutan.
Tapi, nyatanya, sekitar 500 demonstran yang melanggar jam malam, bentrok lagi Jumat malam dengan polisi anti huru hara di luar gedung polisi
Protes simpati juga merebak pada hari Jumat di beberapa kota di seluruh negeri, termasuk New York, Denver, Houston, Atlanta, Detroit dan Louisville, Kentucky.
Jaksa Wilayah Hennepin, Mike Freeman, mengumumkan penangkapan Chauvin sehari sebelumnya. Dia mengatakan, bukti kunci dalam kasus itu adalah rekaman video yang banyak dilihat, diambil dengan ponsel pengamat, memperlihatkan Floyd berbaring telungkup di jalan, dengan Chauvin berlutut di belakang leher Floyd.
Rekaman gambar menunjukkan Floyd terengah-engah dan meminta bantuan sembari berulang kali mengeluh, "Tolong, saya tidak bisa bernapas," sementara kerumunan orang yang berdiri di dekatnya berteriak pada polisi untuk membiarkan pria itu berdiri.
Setelah beberapa menit, Floyd secara perlahan mulai melemah dan berhenti bergerak. Dia dinyatakan meninggal di rumah sakit setempat beberapa saat kemudian.
"Kami memiliki bukti, kami memiliki video kamera warga negara, hal mengerikan, mengerikan, mengerikan yang kita semua lihat berulang kali," kata Freeman.
"Kami memiliki kamera yang dikenakan petugas, kami memiliki pernyataan dari beberapa saksi."
Baca Juga: Protests flare across America, arrest of Minneapolis police officer fails to appease
Chauvin berlutut di leher Floyd selama 8 menit dan 46 detik, menurut laporan otopsi. Petugas medis menemukan dampak gabungan akibat penahanan polisi, kondisi kesehatan serta potensi minuman keras dalam sistemnya kemungkinan berkontribusi terhadap kematiannya.
Floyd, seorang penduduk asli Houston yang bekerja sebagai sekuriti klub malam, ditangkap karena diduga menggunakan uang palsu di sebuah toko untuk membeli rokok pada Senin (25/5) malam. Seorang karyawan yang menelepon polisi menggambarkan tersangka kemungkinan mabuk, menurut transkrip resmi panggilan tersebut.
Freeman mengatakan, penyelidikan terhadap Chauvin yang menghadapi 25 tahun penjara jika terbukti bersalah, sedang berlangsung dan dia mengantisipasi untuk menuntut tiga petugas lainnya.
Jaksa penuntut mengatakan pantas untuk menuntut "pelaku paling berbahaya" terlebih dahulu.
Jaksa Agung AS berkomentar mengerikan
Jaksa Agung AS William Barr menyebut video itu "mengerikan dan sangat mengganggu" dalam sebuah pernyataan tertulis dan mengatakan penyelidikan federal paralel akan menentukan apakah para petugas itu melanggar undang-undang hak-hak sipil.
Kematian Floyd mengingat orang pada pembunuhan Eric Garner 2014, seorang pria kulit hitam tak bersenjata di New York City, yang meninggal setelah ditahan polisi dan memberi tahu petugas, "Saya tidak bisa bernapas."
Mike Griffin, seorang pengorganisir komunitas di Minneapolis, mengatakan protes tersebut mencerminkan frustrasi selama bertahun-tahun atas ketidaksetaraan ekonomi dan perasaan bahwa kehidupan masyarakat berkulit hitam tidak dihargai oleh polisi.
Baca Juga: Heboh! Pasukan monyet mencuri sampel darah virus corona di India
Dia mengatakan kemarahan telah meningkat sejak penembakan fatal tahun 2015 oleh polisi Minneapolis terhadap Jamar Clark yang berusia 24 tahun, dan pembunuhan Philando Castile tahun 2016, seorang pria kulit hitam berusia 32 tahun yang ditembak oleh polisi Minnesota selama perhentian lalu lintas.
"Pembunuhan George adalah yang terakhir," kata Griffin kepada Reuters, menyebut dakwaan terhadap Chauvin sebagai langkah ke arah yang benar, tetapi menambahkan perlu ada perubahan sistemik.
Protes didorong sebagian oleh kurangnya penangkapan awal dalam kasus ini.
Tetapi Freeman menekankan bahwa dakwaan dalam kasus serupa biasanya memakan waktu sembilan bulan hingga satu tahun, dan menambahkan, "Ini adalah yang tercepat yang pernah kami lakukan terhadap seorang polisi."
Sebelumnya pada hari Jumat, Gubernur Minnesota Tim Walz mengatakan dia mengerti mengapa orang-orang "kehilangan kepercayaan" terhadap polisi. Namun dia menyerukan diakhirinya penghancuran properti. Dia telah mengumumkan keadaan darurat dan memanggil Pengawal Nasional negara bagian.