kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Protes merebak di banyak kota AS, insiden di Minneapolis gagal diredam


Sabtu, 30 Mei 2020 / 11:42 WIB
Protes merebak di banyak kota AS, insiden di Minneapolis gagal diredam
ILUSTRASI. Polisi mengatasi aksi unjuk rasa simpati oleh masyarakat atas kematian George Floyd di Minneapolis, di Brooklyn, New York, AS. BRIAN GRESKO /via REUT


Sumber: Reuters | Editor: Hasbi Maulana

Setelah beberapa menit, Floyd secara perlahan mulai melemah dan berhenti bergerak. Dia dinyatakan meninggal di rumah sakit setempat beberapa saat kemudian.

"Kami memiliki bukti, kami memiliki video kamera warga negara, hal mengerikan, mengerikan, mengerikan yang kita semua lihat berulang kali," kata Freeman. 

"Kami memiliki kamera yang dikenakan petugas, kami memiliki pernyataan dari beberapa saksi."

Unjuk rasa di Minneapolis

Baca Juga: Protests flare across America, arrest of Minneapolis police officer fails to appease

Chauvin berlutut di leher Floyd selama 8 menit dan 46 detik, menurut laporan otopsi. Petugas medis menemukan dampak gabungan akibat penahanan polisi, kondisi kesehatan serta potensi minuman keras dalam sistemnya kemungkinan berkontribusi terhadap kematiannya.

Floyd, seorang penduduk asli Houston yang bekerja sebagai sekuriti klub malam, ditangkap karena diduga menggunakan uang palsu di sebuah toko untuk membeli rokok pada Senin (25/5) malam. Seorang karyawan yang menelepon polisi menggambarkan tersangka kemungkinan mabuk, menurut transkrip resmi panggilan tersebut.

Freeman mengatakan, penyelidikan terhadap Chauvin yang menghadapi 25 tahun penjara jika terbukti bersalah, sedang berlangsung dan dia mengantisipasi untuk menuntut tiga petugas lainnya.

Jaksa penuntut mengatakan pantas untuk menuntut "pelaku paling berbahaya" terlebih dahulu.

Jaksa Agung AS berkomentar mengerikan  

Jaksa Agung AS William Barr menyebut video itu "mengerikan dan sangat mengganggu" dalam sebuah pernyataan tertulis dan mengatakan penyelidikan federal paralel akan menentukan apakah para petugas itu melanggar undang-undang hak-hak sipil.



TERBARU

[X]
×