kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.123.000   1.000   0,05%
  • USD/IDR 16.620   -6,00   -0,04%
  • IDX 8.022   -28,71   -0,36%
  • KOMPAS100 1.117   -6,24   -0,56%
  • LQ45 803   -6,77   -0,84%
  • ISSI 278   -0,25   -0,09%
  • IDX30 421   -1,58   -0,37%
  • IDXHIDIV20 482   -3,32   -0,68%
  • IDX80 122   -0,79   -0,64%
  • IDXV30 131   -0,64   -0,48%
  • IDXQ30 134   -1,08   -0,80%

Proyek Nuklir Diperkirakan Melambat Setelah Mencatat Rekor Produksi pada 2024


Senin, 22 September 2025 / 11:38 WIB
Proyek Nuklir Diperkirakan Melambat Setelah Mencatat Rekor Produksi pada 2024
ILUSTRASI. Tingkat rekor produksi tenaga nuklir global yang tercatat pada 2024 akan sulit dipertahankan di tahun-tahun mendatang karena kurangnya investasi./Handout via REUTERS


Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - PARIS. Laporan Status Industri Nuklir Dunia mencatat tingkat rekor produksi tenaga nuklir global yang tercatat pada 2024 akan sulit dipertahankan di tahun-tahun mendatang karena kurangnya investasi yang dibutuhkan, pembangkit yang menua, dan gangguan proyek.

Mengutip Reuters Senin (22/9/2025), minat berbagai negara terhadap proyek tenaga nuklir bangkit seiring upaya mereka untuk mencoba menghapus bahan bakar fosil. 

Bahkan, Amerika Serikat baru-baru ini berupaya keras menjadikan energi nuklir sebagai fokus kebijakan dan mengamankan beberapa perjanjian dengan negara lain untuk meningkatkan produksi.

Menurut data dari laporan tersebut, pembangkitan tenaga nuklir global mencapai rekor pada 2024 sebesar 2.677 terawatt-jam setelah menurun selama dua tahun, sebagian besar disebabkan oleh pertumbuhan di China.

Baca Juga: Kim Jong Un: Nuklir Tak Ditukar Sanksi AS! Dialog Boleh?

Namun, untuk menjaga produksi nuklir global tetap stabil hingga tahun 2030, dunia membutuhkan 44 perusahaan rintisan tambahan di luar yang telah dijadwalkan, sehingga meningkatkan jumlah perusahaan rintisan tahunan menjadi sekitar dua setengah kali lipat dari laju dekade terakhir, menurut laporan tersebut.

Risiko seputar armada yang menua, konstruksi yang lamban, percepatan gangguan sistem dari energi terbarukan, dan pembangunan yang berpusat di China diperkirakan akan mempengaruhi pertumbuhan dan menyebabkan penurunan pangsa produksi listrik regional, menurut laporan tersebut. 

Publikasi tahunan ini diproduksi melalui kolaborasi berbagai kelompok riset.

Laporan tersebut juga menulis, persaingan dari energi terbarukan non-hidro yang lebih murah dan penyimpanan baterai diperkirakan akan berdampak luas, karena investasi dalam energi terbarukan mencapai 21 kali lipat dari nuklir tahun lalu.

Sementara penambahan kapasitas lebih dari 100 kali lipat dari penambahan nuklir bersih.

Biaya baterai juga turun, sekitar 40% pada tahun 2024, sementara biaya pembangkit listrik tenaga nuklir terus meningkat, menurut laporan tersebut.

"Bersama-sama, teknologi-teknologi baru ini berevolusi menuju sistem energi elektrifikasi penuh yang sangat fleksibel... mengalahkan sistem fosil dan nuklir terpusat tradisional," demikian menurut laporan tersebut.

Baca Juga: Inggris–AS Sepakati Kerja Sama Nuklir di Era Trump–Starmer

Proyek-proyek tenaga nuklir di seluruh dunia dilanda penundaan. Dari tahun 2020 hingga pertengahan 2025, 44 dari 45 konstruksi global yang dimulai dilakukan oleh perusahaan-perusahaan negara China atau Rusia di negara-negara seperti Mesir dan Turki.

Tidak ada bukti pembangunan nuklir global yang pesat dan pangsa nuklir dalam pembangkit listrik global kemungkinan akan semakin terkikis dari 9% pada tahun 2024 kecuali jika pelaksanaan proyek dan kondisi ekonomi membaik secara signifikan, demikian menurut laporan tersebut.

Reaktor modular kecil juga sebagian besar masih aspiratif, karena meskipun pendanaan publik dan swasta meningkat, belum ada konstruksi SMR Barat yang dimulai. 

China merupakan pengecualian, dengan dua desain SMR yang beroperasi atau sedang dibangun, meskipun data operasional yang tersedia terbatas.

Selanjutnya: Tiga Saham Big Banks Melemah pada Hari Ini (22/9), BMRI Cenderung Stagnan

Menarik Dibaca: Biar Anak Bebas Bergerak, Begini Cara Pilih Pakaian yang Tepat




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×