kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.884.000   -21.000   -1,10%
  • USD/IDR 16.625   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Proyeksi Pemangkasan Bunga Acuan Fed Hanya Dua Kali di 2025


Selasa, 13 Mei 2025 / 08:08 WIB
Proyeksi Pemangkasan Bunga Acuan Fed Hanya Dua Kali di 2025
ILUSTRASI. U.S. and Chinese flags and a 'tariffs' label are seen in this illustration taken April 10, 2025. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Reporter: Rizki Caturini | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para pelaku pasar menurunkan proyeksi mereka pada pemangkasan suku bunga Federal Reserve tahun ini. Yakni hanya hanya dua pemotongan bunga acuan. Ini setelah Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok sepakat untuk memangkas tarif dan memoderasi perang dagang mereka.

Proyeksinya pada pertemuan bank sentral Fed mendatang menunjukkan hanya akan ada 56 basis poin pelonggaran pada bulan Desember, turun dari hampir 75 basis poin pada proyeksi minggu lalu. 

Para pelaku pasar masih melihat pemangkasan pertama sebesar seperempat poin pertama pada bulan September mendatang.

Imbal hasil obligasi tenor dua tahun yang sensitif terhadap kebijakan suku bunga, naik sebanyak 12 basis poin pada hari Senin (12/5) hingga kembali di atas 4%. 

Baca Juga: Minyak dan Kedelai Naik Tajam, Pasar Lega Usai AS-China Sepakati Jeda Tarif

Kenaikan imbal hasil yang dikombinasikan dengan menurunnya kepastian atas pemangkasan suku bunga mencerminkan pelemahan lebih lanjut pada obligasi yang bullish, karena pemangkasan tarif terbaru dipandang sebagai penguatan ekonomi. 

Aset berisiko reli tajam minggu ini, meredupkan daya tarik Treasury. Penurunan ekspektasi pasar terhadap jalur suku bunga Fed telah meluas sejak bank sentral AS menerbitkan pernyataan rapatnya dan ketua Fed Jerome Powell menganjurkan pendekatan wait and see untuk menilai bagaimana tarif akan memengaruhi inflasi dan pertumbuhan ekonomi. 

Selama seminggu terakhir, imbal hasil obligasi dua tahun telah naik dari level terendah 3,55%. Sementara imbal hasil obligasi lima tahun telah naik menjadi 4,11% dari sekitar 3,85%. 

"Saat ini uang bergerak mengalir ke aset berisiko," kata Ed Al-Hussainy, ahli strategi suku bunga di Columbia Threadneedle Investment seperti dikutip Bloomberg, Selasa (13/5).

Selanjutnya: Menakar Dampak Gaji ke-13 dan Hari Raya Idul Adha Terhadap Konsumsi Rumah Tangga

Menarik Dibaca: Kisah Kenwilboy Raja Forex Indonesia yang Tekankan Pentingnya Edukasi



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×