kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Punya efek berbahaya, Singapura tak rekomendasikan dexamethasone untuk pasien corona


Senin, 22 Juni 2020 / 18:21 WIB
Punya efek berbahaya, Singapura tak rekomendasikan dexamethasone untuk pasien corona
ILUSTRASI. Steroid dexamethasone tidak direkomendasikan secara rutin dalam perawatan pasien corona (Covid-19) di Singapura.


Sumber: Channel News Asia | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Steroid tidak direkomendasikan secara rutin dalam perawatan pasien corona (Covid-19) di Singapura. Sebab, steroid diketahui menyebabkan efek berbahaya.

Demikian disampaikan Dr Shawn Vasoo, direktur klinis di National Center for Infectious Diseases (NCID) menanggapi pertanyaan dari Channel News Asia setelah para peneliti dari University of Oxford menemukan bahwa steroid dexamethasone dianggap signifikan mengurangi risiko kematian pasien corona yang parah.

Temuan ini dipuji sebagai "terobosan besar" dalam memerangi penyakit, dengan obat murah yang biasanya digunakan untuk mengobati berbagai reaksi alergi, seperti rheumatoid arthritis dan asma.

Baca Juga: Pebisnis Singapura ini paling dicari FBI karena berbisnis dengan Korea Utara

Peneliti Inggris menemukan, dosis harian steroid antiinflamasi dapat mencegah satu dari delapan kematian pasien berventilasi dan menyelamatkan satu dari 25 pasien yang membutuhkan oksigen saja.

“Penelitian sebelumnya dengan manfaat yang dilaporkan dalam COVID-19 adalah penelitian terkontrol non-acak dan dikacaukan oleh perawatan bersamaan,” kata Dr Vasoo.

"Secara historis, steroid juga diketahui menyebabkan efek buruk seperti superinfeksi bakteri atau jamur, pelajaran yang diambil dari wabah SARS 2003," ia menambahkan.

Kata Vasoo, steroid juga akan menunda pembersihan virus dan karena itu direkomendasikan untuk dihindari. Kecuali ada alasan lain untuk penggunaannya seperti eksaserbasi asma, penyakit paru obstruktif kronik dan syok septik refraktori pada pasien corona.

Menurutnya, beberapa pasien Covid-19 di Singapura telah menerima steroid karena indikasi lain seperti syok, tekanan darah rendah atau kondisi peradangan sekunder akibat penyakit ini.

"Sampai data awal baru-baru ini dibagikan oleh para peneliti Inggris, steroid belum terbukti memiliki "manfaat spesifik" dalam memerangi infeksi corona. Buktinya agak saling bertentangan," kata Dr Vasoo.

Sementara ini, steroid mungkin "memiliki peran" pada pasien tertentu dengan kondisi lebih gawat seperti yang menggunakan ventilator. Namun,  dokter di Singapura masih menantikan data yang lebih rinci sehingga dapat meninjau rekomendasi penggunaan steroid untuk pasien corona.

“Deksametason adalah obat yang biasa digunakan, biaya rendah dan mudah diberikan. Akan ada diskusi lebih lanjut tentang bagaimana temuan ini akan mempengaruhi dan memodifikasi pendekatan pengobatan saat ini, ” kata Vasoo.

Baca Juga: Heboh Dexamethasone, Dokter Reisa: Bukan obat penangkal Covid-19

Percobaan Inggris, yang dilakukan kelompok penelitian RECOVERY, memberikan obat ini kepada lebih dari 2.000 pasien.

"Dexamethasone adalah obat pertama yang ditunjukkan untuk meningkatkan kelangsungan hidup pada Covid-19. Ini adalah hasil yang sangat disambut baik," kata Peter Horby, profesor Emerging Infectious Diseases di Departemen Kedokteran Nuffield, Universitas Oxford.

"Dexamethasone tidak mahal, tersedia di rak dan dapat segera digunakan untuk menyelamatkan nyawa di seluruh dunia," imbuhnya

Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock mengatakan pasien di negara itu akan mulai menerima obat ini.

Baca Juga: Perhatian! Dexamethasone bukan vaksin virus corona (Covid-19)

Namun, uji coba Inggris menunjukkan deksametason tidak efektif dalam merawat pasien corona yang lebih ringan.

Tak lama setelah hasil uji coba Inggris dirilis, kepala program kedaruratan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Mike Ryan memperingatkan bahwa deksametason harus dicadangkan hanya untuk kasus-kasus serius yang telah terbukti memberikan manfaat.

Dokter di beberapa bagian dunia, seperti Denmark dan AS, sudah mulai meresepkan steroid untuk pasien corona.

Tetapi para ahli medis di negara-negara lain, termasuk Korea Selatan, Swiss dan Italia, telah mendesak kehati-hatian dan meminta hasil lebih banyak.

Di AS, beberapa rumah sakit dihadapkan dengan lonjakan kasus COVID-19 yang baru mulai mengobati pasien mereka yang paling sakit dengan deksametason.

Baca Juga: Tidak boleh sembarangan mengonsumsi obat dexamethasone, ini alasannya




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×