Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Peningkatan ketiga sejak 2022
Sejak 2022, Putin telah memerintahkan dua peningkatan resmi dalam jumlah pasukan tempur - masing-masing sebesar 137.000 dan 170.000.
Selain itu, Rusia memobilisasi lebih dari 300.000 tentara pada bulan September dan Oktober 2022 dalam sebuah latihan yang mendorong puluhan ribu pria usia wajib militer untuk meninggalkan negara itu.
Kremlin telah mengatakan bahwa tidak ada mobilisasi baru yang direncanakan untuk saat ini, dan bahwa idenya adalah untuk terus mengandalkan sukarelawan yang mendaftar untuk bertempur di Ukraina.
Dara Massicot, seorang pakar militer Rusia di lembaga pemikir Carnegie Endowment for International Peace, mempertanyakan apakah Moskow siap menanggung biaya peningkatan jumlah prajurit aktif.
"Ada cara untuk merekrut 1,5 juta personel tetap, tetapi Kremlin tidak akan menyukainya jika mereka benar-benar bergulat dengan apa yang dibutuhkan," tulis Massicot di X.
"Apakah mereka benar-benar mampu meningkatkan anggaran pertahanan untuk mempertahankan pengadaan DAN persyaratan ini?" tanyanya.
Baca Juga: China Marah Besar kepada Jerman, Ini Penyebabnya
Massicot, yang telah merilis laporan tentang upaya Rusia untuk meregenerasi tentaranya, mengatakan Moskow dapat mengambil keputusan yang tidak populer dan sulit untuk memperluas jumlah wajib militer atau mengubah undang-undang untuk mengizinkan lebih banyak perempuan bekerja di militer guna mencapai tujuan tersebut.
"Cari tanda-tanda bahwa ini adalah inisiatif nyata untuk merekrut dan memperluas, dan bukan semacam pertunjukan untuk mengintimidasi orang lain. Metode sukarelawan saat ini berhasil tetapi memiliki kendala. Ini (perluasan) berarti lebih banyak biaya/kendala," katanya.