kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rabu berdarah, 6 tewas saat pasukan keamanan Myanmar menembaki pendemo


Rabu, 03 Maret 2021 / 17:04 WIB
Rabu berdarah, 6 tewas saat pasukan keamanan Myanmar menembaki pendemo
ILUSTRASI. Seorang petugas polisi membidik senjata selama bentrokan dengan pendemo yang melakukan unjuk rasa menentang kudeta militer dan menuntut pembebasan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi, di Naypyitaw, Myanmar, 9 Februari 2021. REUTERS/Stringer


Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - YANGON. Setidaknya enam orang tewas ketika pasukan keamanan Myanmar menembaki pengunjuk rasa pada Rabu (3/3), petugas medis mengatakan.

Ini terjadi setelah junta mendakwa enam jurnalis yang ditahan, termasuk seorang fotografer Associated Press, dengan tuduhan pidana.

Myanmar berada dalam kekacauan sejak 1 Februari ketika militer melancarkan kudeta dan menahan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi, mengakhiri eksperimen demokrasi selama satu dekade dan memicu protes massa setiap hari.

Tekanan internasional pun meningkat. Kekuatan Barat telah berulang kali menghantam para jenderal dengan sanksi. Dan, Inggris menyerukan pertemuan Dewan Keamanan PBB pada Jumat (5/3).

Baca Juga: Liput protes anti-kudeta, militer Myanmar seret 6 jurnalis ke pengadilan

Tetapi, junta mengabaikan kecaman global, menanggapi protes dengan kekuatan yang meningkat, dan pasukan keamanan kembali menggunakan kekuatan mematikan pada demonstran pada Rabu.

Ditembak di kepala

Empat orang ditembak mati selama protes di sebuah kota di Myanmar tengah, menurut petugas medis yang berbicara kepada AFP melalui telepon, seperti dikutip Channel News Asia.

Dua pengunjuk rasa lainnya tewas di Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar,  petugas medis mengungkapkan, kepada AFP, seperti dilansir Channel News Asia.

Salah satu korban tewas di Mandalay ditembak di kepala dan satu lagi di dada, menurut seorang dokter yang tidak mau disebutkan namanya.

Baca Juga: Myanmar terus bergejolak, demonstrasi menentang junta militer terus berlanjut




TERBARU

[X]
×