Sumber: The Motley Fool | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Warren Buffett, CEO Berkshire Hathaway, akan segera melepaskan jabatan eksekutifnya pada akhir tahun ini. Namun, ia akan tetap menjabat sebagai ketua dewan direksi. Dengan demikian, gaya investasi jangka panjang khas Buffett akan terus bertahan — kabar baik bagi para pemegang saham.
Mengutip The Motley Fool, sejak Buffett mengambil alih kendali Berkshire pada tahun 1965, saham perusahaan itu mencatat rata-rata imbal hasil tahunan sebesar 19,9%. Investasi sebesar US$ 1.000 pada tahun itu kini bernilai US$ 44,7 juta pada akhir 2024.
Sebagai perbandingan, investasi yang sama di indeks S&P 500 hanya akan tumbuh menjadi US$342.906 dalam periode yang sama.
Selain memiliki sejumlah anak usaha, Berkshire juga mengelola portofolio saham publik senilai US$ 304 miliar. Buffett dikenal berinvestasi pada perusahaan dengan prospek pertumbuhan kuat, laba solid, dan tim manajemen berpengalaman.
Namun, satu hal yang hampir tak pernah ia lakukan adalah mengejar tren pasar terbaru — bahkan tren sebesar kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) sekalipun.
Meski begitu, 33,5% portofolio Berkshire senilai US$ 304 miliar kini tertanam di empat perusahaan besar yang menggunakan AI untuk memperkuat bisnis inti mereka.
Baca Juga: Warren Buffett: Nilai Buku Tak Lagi Relevan di Era Aset Tidak Berwujud
1. Domino’s Pizza: 0,4% dari Portofolio Berkshire Hathaway
Menjadi jaringan pizza terbesar di dunia tidak hanya soal rasa yang lezat, tapi juga soal komitmen terhadap inovasi. Domino’s Pizza menerima lebih dari 1 juta pesanan setiap hari, dan AI kini menjadi bagian penting dari strateginya.
Asisten suara berbasis AI kini melayani pesanan pelanggan lewat telepon — bahkan menggunakan aksen berbeda di tiap wilayah AS agar terdengar lebih akrab. Domino’s juga mengembangkan sistem bernama Voice of the Pizza, yang memanfaatkan AI untuk menganalisis umpan balik pelanggan dari berbagai forum daring seperti Reddit.
Selain itu, Domino’s menanamkan AI dalam kanal penjualannya untuk memprediksi perilaku pelanggan — bahkan memulai proses memanggang pizza sebelum pesanan final dibuat, demi mempercepat waktu pengiriman.
Berkshire mulai membeli saham Domino’s pada kuartal ketiga 2024 dan terus menambah kepemilikan di setiap kuartal berikutnya.
Baca Juga: Strateginya Bikin Melongo, Aset Jepang Warren Buffett Tembus Rp 500 Triliun
2. Amazon: 0,7% dari Portofolio Berkshire Hathaway
Amazon adalah pemimpin global dalam e-commerce dan komputasi awan, dengan lebih dari 1.000 aplikasi AI untuk mempertahankan dominasinya.
Aplikasi itu mencakup asisten virtual yang membantu pelanggan membandingkan produk, serta alat bantu bagi penjual untuk membuat iklan yang lebih menarik dan meningkatkan konversi penjualan.
Namun, inti strategi AI Amazon terletak pada Amazon Web Services (AWS) — platform komputasi awan yang menjalankan pusat data raksasa berisi chip canggih dari pemasok seperti Nvidia.
AWS juga menyediakan platform Bedrock, yang menawarkan model bahasa besar (LLM) siap pakai untuk mempercepat proyek AI berbagai perusahaan.
CEO Amazon Andy Jassy mengatakan, “Pendapatan dari AI di AWS melonjak tiga digit pada kuartal kedua 2025 dibandingkan periode tahun lalu.”
Mungkin AI bukan pertimbangan utama Buffett saat membeli saham Amazon pada 2019, namun teknologi ini kini menjadi pendorong utama fase pertumbuhan berikutnya bagi raksasa e-commerce itu.