Sumber: Reuters | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Raja Malaysia akan menunjuk perdana menteri baru sesegera mungkin tetapi yang ditunjuk harus menghadapi mosi percaya di parlemen untuk membuktikan mayoritasnya, kata istana dalam sebuah pernyataan, Rabu.
Muhyiddin Yassin mengundurkan diri sebagai perdana menteri pada hari Senin setelah mengakui bahwa dia telah kehilangan mayoritas di parlemen tetapi tetap menjadi perdana menteri sementara sampai penggantinya disebutkan.
Pengunduran diri tersebut telah memperdalam krisis politik selama berbulan-bulan ketika Malaysia bergulat dengan lonjakan COVID-19 dan kemerosotan ekonomi. Tidak ada partai politik yang memiliki mayoritas di parlemen, sehingga calon yang menang harus membentuk koalisi.
Raja Al-Sultan Abdullah, raja konstitusional, akan menunjuk seorang perdana menteri yang menurutnya dapat memimpin mayoritas. Dia memberi waktu kepada anggota parlemen sampai jam 4 sore. waktu setempat untuk menyerahkan nama salah satu calon yang mereka inginkan sebagai perdana menteri.
Dalam sebuah pernyataan, istana mengatakan perdana menteri yang ditunjuk oleh raja harus mengajukan mosi percaya di parlemen sesegera mungkin untuk membuktikan "secara sah bahwa ia memiliki mayoritas".
Raja juga meminta berbagai partai politik untuk bekerja sama.
Baca Juga: UMNO mencalonkan Ismail Sabri sebagai PM Malaysia pengganti Muhyiddin Yassin
"Yang Mulia... (telah) menyatakan bahwa gejolak politik yang tidak berkesudahan tanpa henti telah mengganggu jalannya pemerintahan di saat kita masih menghadapi ancaman pandemi COVID-19," kata istana.
Malaysia berada dalam kondisi politik yang berubah-ubah sejak tuduhan korupsi yang meluas menyebabkan kekalahan pemilu 2018 dari Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), yang telah memerintah selama lebih dari 60 tahun sejak kemerdekaan.
Mahathir Mohamad memimpin oposisi menuju kemenangan pemilihan untuk pertama kalinya, tetapi aliansi itu runtuh karena pertikaian tahun lalu. Muhyiddin kemudian berkoalisi dengan parpol yang kalah dalam pemilu, termasuk UMNO, namun aliansi itu juga rapuh.
Ismail Sabri Yaakob, wakil Muhyiddin dan politisi UMNO, muncul sebagai kandidat utama untuk menjadi perdana menteri berikutnya. Dia telah mendapatkan mayoritas dari partai politik yang berada di koalisi Muhyiddin, media melaporkan, mengutip pejabat UMNO.
Ismail Sabri mempelopori kebijakan keamanan selama krisis COVID-19 dan dipromosikan menjadi wakil perdana menteri pada Juli. Pemimpin oposisi Anwar Ibrahim juga berusaha mengamankan jumlah tersebut untuk membentuk pemerintahan, lapor media.