Sumber: KONTAN | Editor: Johana K.
REYKJAVIK. Hasil sementara referendum Islandia menunjukkan, sekitar 93% rakyat menolak ikut menanggung utang bank yang bangkrut. Apalagi, duit nasabah yang harus diganti mencapai US$ 5,4 miliar atau setara 45% Produk Domestik Bruto (PDB) negara itu di tahun 2009.
Kalau disetujui rakyat, rencananya, Pemerintah Islandia akan membayar duit nasabah asal Inggris dan Belanda yang berada di bank-bank Islandia yang bangkrut saat krisis tahun 2008 lalu. Nilai kompensasi untuk Inggris mencapai US$ 3,5 miliar, sedang untuk Belanda US$ 1,8 miliar.
Nasabah dua negara ini menaruh duitnya di Icesave, produk bank yang menawarkan bunga sangat tinggi. Saat bank induknya bangkrut, banyak duit nasabah yang nyangkut di produk itu.
Pembayaran duit nasabah itu bakal menambah utang sebesar US$ 16.400 per kapita atau US$ 135 per bulan selama 8 tahun. Angka ini mencapai 25% dari rata-rata penghasilan empat anggota keluarga Islandia per bulan.
Presiden Islandia Olafur R Grimsson, juga menilai kesepakatan itu tidak adil. "Rakyat biasa, petani, nelayan, pembayar pajak, dokter, perawat, guru, dipaksa bertanggung jawab atas kejahatan yang dilakukan para bankir," tukas Grimsson kepada Bloomberg, pekan lalu.
Pemerintah mengaku tidak terkejut dengan hasil referendum itu. "Sekarang yang kami butuhkan adalah cara untuk menyelesaikan kesepakatan dengan Belanda dan Inggris," ujar Perdana Menteri Islandia Johanna Sigurdardottir.
Rakyat Islandia memaksa diadakan referendum, setelah parlemen menyetujui kesepakatan yang dinilai sangat menyakitkan hati rakyat. "Bagaimana mungkin rakyat harus menanggung kewajiban bank yang menjadi biang krisis dan penyebab Islandia terpuruk dalam kubangan utang," ketus Gunnar Helgi Kristinsson, Profesor Ilmu Politik di Universitas Islandia.
Pertumbuhan ekonomi negara itu di kuartal IV-2009 minus 9,1% dan minus 6,5% sepanjang tahun 2009. Utang di 2009 mencapai US$ 14 miliar, di atas PDB yang sebesar US$ 12 miliar.
Bank Sentral Islandia juga memperkirakan, krisis telah membuat kekayaan negara ini menyusut hingga 18% di tahun 2009 lalu. Padahal, sampai tahun 2007, Islandia adalah negara paling kaya kelima di dunia, berdasarkan PDB. Pendapatan yang bisa dibelanjakan oleh masyarakat diprediksi juga bakal turun lagi sampai 10% di tahun ini.