Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Havana syndrome atau sindrom Havana kembali menjadi perhatian Badan Intelijen Pusat AS (CIA). Baru-baru ini, ratusan anggota CIA beserta anggota keluarga dan pejabat terkait mulai merasakan dampaknya.
Direktur CIA William Burns pada hari Kamis (22/7) melaporkan bahwa ada sekitar 100 petugas CIA yang kini mengidap Havana syndrome atau sindrom Havana, kondisi misterius yang menyebabkan sakit migrain dan sakit kepala.
Selain 100 anggota CIA, Burns juga mengungkapkan bahwa sindrom Havana juga dirasakan oleh para anggota keluarga mereka dan ratusan pejabat AS lainnya.
Dilansir dari Reuters, Burns dalam wawancara National Public Radio mengatakan bahwa ia telah mendukung upaya agensinya untuk menentukan penyebab sindrom tersebut dan apa yang bertanggung jawab.
Dia menegaskan bahwa salah satu langkahnya adalah dengan melipatgandakan jumlah tim medis yang terlibat dalam penyelidikan.
CIA juga mendesak semua orang-orang yang berafiliasi dengan CIA untuk segera masuk ke Pusat Medis Militer Nasional Walter Reed.
"Saya pikir adalah kewajiban yang mendalam bagi para pemimpin untuk menjaga orang-orang mereka, dan saya bertekad untuk melakukan itu," ungkap Burns yang baru menjabat sebagai pemimpin CIA sejak Maret.
Baca Juga: Kepala negara hingga jurnalis jadi target spyware buatan Israel
Sindrom Havana, pada dasarnya adalah sebuah kondisi kesehatan di mana pengidapnya merasakan gejala seperti pusing, mual, migrain, dan gangguan ingatan.
Diberi nama sindrom Havana karena kasus seperti itu pertama kali dilaporkan oleh pejabat AS yang berbasis di kedutaan AS di Kuba pada 2016.
Burns, mengutip penelitian Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional AS pada bulan Desember, mengatakan adanya dugaan bahwa sindrom ini disebabkan oleh paparan energy tertentu yang memang difokuskan pada satu titik.
Lebih lanjut, laporan tersebut mengungkap bahwa ada potensi yang besar bahwa sindrom ini sengaja diciptakan dan Rusia adalah pihak yang bertanggung jawab.
CIA sampai saat ini masih menahan diri untuk memberikan kesimpulan sampai penelitian lebih lanjut dilakukan.