Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - DUBAI. Ratusan ribu warga Iran memadati jalan-jalan Teheran, Senin (6/1), untuk menghadiri pemakaman Qassem Soleimani, yang terbunuh oleh serangan pesawat tak berawak Amerika Serikat (AS) pekan lalu.
Zeinab Soleimani, putri Kepala Pasukan Quds Iran itu, mengatakan kematian sang ayah bakal membawa "hari gelap" bagi AS.
"Trump Gila, jangan berpikir semuanya sudah berakhir dengan kemartiran ayahku," kata Zeinab Soleimani dalam pidato yang disiarkan televisi pemerintah Iran, Senin (6/1), seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Kian memanas, Iran tinggalkan kesepakatan pembatasan pengayaan uranium
Presiden AS Donald Trump telah memerintahkan serangan di Bandara Baghdad, Irak, Jumat (3/1), yang membunuh Mayor Jenderal Soleimani. Iran sudah bersumpah, untuk membalas kematian Soleimani.
Televisi dan media Pemerintah Iran meyebutkan, jumlah warga negeri Mulah yang menghadiri pemakaman Soleimani mencapai jutaan orang, mencerminkan jumlah massa yang berkumpul pada 1989 silam untuk pemakaman pendiri Republik Islam Iran Ayatollah Ruhollah Khomeini.
Peti mati Soleimani dan pemimpin milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis, yang juga terbunuh dalam serangan AS, diangkat melewati kepala para pelayat yang meneriakkan "Matilah Amerika Serikat". Rekaman udara menunjukkan kerumunan orang memadati jalan dan trotoar di pusat Teheran.
Doa di pemakaman Soleimani di Teheran, yang kelak dipindah ke kota kelahirannya di Selatan Kerman, dipimpin langsung Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, yang menangis saat berbicara. Soleimani dipandang sebagai tokoh paling kuat kedua di Iran setelah Khamenei.
Baca Juga: Timur Tengah memanas, Jepang siap mengirimkan pasukan
Reuters melaporkan, Ismail Haniyeh, pemimpin Hamas, melakukan perjalanan pertamanya ke Iran sejak mengambil perannya pada 2017 untuk hadir dalam pemakaman Soleimani.
"Perlawanan terhadap proyek Zionis di tanah Palestina tidak akan berhenti, dan perlawanan terhadap dominasi Amerika Serikat tidak akan patah dan tidak akan melemah," kata Haniyeh merujuk pada Israel.