Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Perusahaan-perusahaan di Jepang sepakat untuk menaikkan gaji lebih dari 5% secara rata-rata tahun ini, menandai kenaikan terbesar dalam lebih dari tiga dekade.
Namun, masih belum jelas apakah lonjakan gaji ini akan mendorong peningkatan signifikan dalam belanja konsumen.
Dalam perundingan upah tahunan yang berakhir pekan ini, banyak perusahaan besar Jepang memenuhi tuntutan serikat pekerja secara penuh.
Baca Juga: Menteri Perdagangan Jepang Gagal Mendapat Jaminan Pembebasan Tarif dari AS
Sejumlah perusahaan, seperti konglomerat elektronik Hitachi, bahkan memberikan kenaikan gaji tertinggi dalam sejarah mereka.
Namun, beberapa sektor tidak mengalami kenaikan yang sama, sementara kondisi pekerja di perusahaan kecil masih menjadi tanda tanya.
Kenaikan gaji yang besar dianggap penting untuk mengimbangi lonjakan biaya hidup akibat inflasi.
Perusahaan-perusahaan yang meraup keuntungan besar dari pelemahan yen juga berupaya mempertahankan tenaga kerja di tengah kekurangan pekerja.
Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba telah meminta otoritas terkait untuk mencari cara mendorong kenaikan gaji bagi para pekerja, termasuk di sektor transportasi.
Pemerintah juga mempertimbangkan kebijakan agar perusahaan kecil dapat membebankan kenaikan biaya produksi kepada pelanggan sehingga mereka mampu membayar pekerja lebih tinggi.
Baca Juga: Perdana Menteri Jepang: Tarif Dagang AS Mempersulit Investasi
Berdasarkan data awal dari konfederasi buruh Rengo, yang memiliki 7 juta anggota, rata-rata kenaikan gaji mencapai 5,46%, tertinggi dalam 34 tahun. Ini menjadi tahun ketiga berturut-turut dengan kenaikan upah yang signifikan.
Namun, ekonom masih meragukan apakah peningkatan gaji ini akan cukup untuk mengubah pola konsumsi masyarakat Jepang, yang selama bertahun-tahun cenderung menahan pengeluaran akibat deflasi.