Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Netanyahu - dikenal luas sebagai 'Bibi' - adalah pemimpin terlama Israel, menjabat sebagai perdana menteri sejak 2009 setelah masa jabatan pertama dari 1996 hingga 1999.
Politisi Israel paling dominan di generasinya, dia telah menjadi wajah Israel di panggung internasional, dengan bahasa Inggrisnya yang halus dan suara baritonnya yang menggelegar.
Dia menggunakan status globalnya untuk menolak seruan negara Palestina, menggambarkannya sebagai bahaya bagi keamanan Israel. Sebaliknya, ia berusaha untuk melewati masalah Palestina dengan menjalin kesepakatan diplomatik dengan negara-negara Arab regional, dengan latar belakang ketakutan bersama terhadap Iran.
Tetapi dia adalah sosok yang penuh kontoversi baik di dalam dan luar negeri, dilemahkan oleh kegagalan berulang kali untuk meraih kemenangan pemilihan yang menentukan, dan saat ini tengah diadili pengadilan korupsi di mana dia telah membantah melakukan kesalahan.
Baca Juga: Israel meminta US$ 1 miliar ke AS untuk mengisi ulang sistem pertahanan Iron Dome
Berbicara di parlemen, Bennett menggemakan kembali seruan Netanyahu agar Amerika Serikat tidak kembali ke pakta nuklir 2015 antara Iran dengan kekuatan dunia, kesepakatan yang dibatalkan oleh pendahulu Biden, Donald Trump.
"Pembaruan perjanjian nuklir dengan Iran adalah kesalahan, kesalahan yang akan kembali memberikan legitimasi kepada salah satu rezim paling gelap dan kejam di dunia," kata Bennett. "Israel tidak akan membiarkan Iran melengkapi dirinya dengan senjata nuklir."
Berterima kasih kepada Biden atas “komitmennya selama bertahun-tahun terhadap keamanan Israel”, dan untuk “mendukung Israel” selama pertempuran dengan militan Hamas di Gaza bulan lalu, Bennett mengatakan pemerintahnya akan menjalin hubungan baik dengan Demokrat dan Republik AS.