kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,89   4,58   0.50%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rencana Softbank akuisisi T-Mobile di ujung tanduk


Kamis, 06 Februari 2014 / 11:39 WIB
Rencana Softbank akuisisi T-Mobile di ujung tanduk
ILUSTRASI. Promo JSM Hypermart 16-19 September 2022


Sumber: Bloomberg | Editor: Sanny Cicilia

TOKYO. Niat SoftBank Corp menjadi salah satu pengendali pasar telekomunikasi di Amerika Serikat (AS) kian besar. Dalam beberapa pekan mendatang, operator terbesar ketiga asal Jepang ini akan membuat keputusan atas rencananya membeli T-Mobile US Inc.

Bloomberg menulis, pemilik Softbank, Masayoshi Son dan Chief Executive Officer (CEO) Sprint Corp, Dan Hesse sudah bertemu dengan regulator Amerika. Mereka segera bertemu dengan pemilik T-Mobile yaitu Deutsche Telekom AG mengenai rencana pembelian ini.

SoftBank, yang sudah lebih dulu mengendalikan Sprint, berencana membeli T-Mobile untuk melebur operator ke-3 dan ke-4 terbesar di AS ini. Menurut dua orang sumber, Sprint ingin memperbesar daya saing dan menembus duopoli operator raksasa AT&T dan Verizon.

Namun, keputusan SoftBank bisa jadi gagal karena indikator restu regulator negatif. Meski belum memberi keputusan, Department of Justice (DOJ) dan Federal Communications Commission (FCC) dikabarkan sudah menolak rencana merger Sprint dan T-Mobile di awal pertemuan dengan Masayoshi Son.

Tak ingin menyerah, kabarnya Sprint akan membawa persoalan ini langsung pada Presiden Obama di tengah-tengah pertemuan pekan ini mengenai peningkatan peran internet di sekolah AS.

Jurubicara Sprint, T-Mobile, Deutsche Telekom, dan SoftBank enggan memberi komentar. Begitu juga dengan perwakilan regulator FCC dan DOJ.

T-Mobile yang bermarkas di Bellevue, Washington, mencetak pertumbuhan pelanggan tertinggi kedua tahun lalu. Perusahaan ini menambah 2,1 juta pelanggan. Pertumbuhan terbesar dicetak oleh Verizon, yaitu 4,1 juta pelanggan.

Sebaliknya Sprint kehilangan 2,1 juta pelanggan tahun lalu dan mencatat rugi US$ 1,3 miliar di kuartal terakhir tahun lalu.

Breakup Fee

Menyatukan Sprint dan T-Mobile adalah tujuan utama SoftBank sejak awal. Andai rencana ini gagal, bukan saja SoftBank tak puas dengan kehadirannya di AS, tapi perusahaan ini harus membayar uang pembatalan akuisisi yang besar.

Seorang sumber bilang, Deutsche Telekom mengganjar SoftBank US$ 2,5 miliar atau 10% dari nilai T-Mobile jika perusahaan tidak jadi mengakuisisi. Tahun 2011, AT&T yang gagal mengakuisisi T-Mobile karena tak disetujui regulator, harus membayar breakup fee sampai US$ 6 miliar.

"Rencana memerger operator ke-3 dan ke-4 sangat basi dan melelahkan. Dengan rencana mengakuisisi T-Mobile, AT&T pernah menembak kepala mereka sendiri. SoftBank harusnya tak setumpul itu," komentar Chris Sprigman, mantan pengacara negara di DOJ dan kini Direktur Engleberg Center untuk Inovasi Hukum dan Kebijakan di Universitas New York.




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×