kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.858   20,00   0,13%
  • IDX 7.303   107,83   1,50%
  • KOMPAS100 1.122   17,21   1,56%
  • LQ45 893   16,28   1,86%
  • ISSI 223   2,00   0,91%
  • IDX30 457   8,66   1,93%
  • IDXHIDIV20 551   11,40   2,11%
  • IDX80 129   1,83   1,44%
  • IDXV30 137   2,38   1,77%
  • IDXQ30 152   3,03   2,03%

Republik Afrika Tengah Menjadikan Bitcoin Sebagai Alat Pembayaran yang Sah


Kamis, 28 April 2022 / 12:30 WIB
Republik Afrika Tengah Menjadikan Bitcoin Sebagai Alat Pembayaran yang Sah
ILUSTRASI. Republik Afrika Tengah menjadikan Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah.


Sumber: BBC | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - BANGUI. Republik Afrika Tengah (CAR) resmi menjadikan Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah. Dengan ini, CAR jadi negara kedua yang melakukan hal serupa.

Meski kaya akan berlian, emas, dan uranium, CAR adalah salah satu negara termiskin di dunia. Konflik yang berlangsung selama beberapa dekade membuat negara ini mendapatkan status tersebut.

Dilansir dari BBC, anggota parlemen memberi suara bulat untuk mengadopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah. Kantor Kepresidenan CAR bahkan menyebut negaranya sebagai bagian dari negara paling berani dan paling visioner di dunia.

Baca Juga: Microsoft: Serangan Siber dan Militer Rusia ke Ukraina Telah Terkoordinasi

CAR saat ini menggunakan mata uang franc CFA yang didukung Prancis. Mata uang ini banyak digunakan negara Afrika yang merupakan bekas koloni Prancis.

Ekonom Yann Daworo mengatakan kepada BBC, penggunaan Bitcoin akan membuat hidup lebih mudah karena transaksi dapat dilakukan dengan smartphone dan tidak perlu ditukar ke mata uang negara lain.

"Pengusaha tidak lagi harus berjalan-jalan dengan koper berisi franc CFA yang harus dikonversi ke dollar atau mata uang lainnya untuk melakukan pembelian di luar negeri," katanya.

Internet masih langka

Di sisi lain, beberapa pengamat melihat keputusan ini sebagai upaya untuk melemahkan CFA. Negara ini memang sedang menjadi arena kontes pengaruh antara Rusia dan Prancis.

Setelah Presiden Faustin-Archange Touadéra menjabat pada 2016, negara itu mulai mengalihkan aliansi strategisnya dari Prancis ke Rusia.

Baca Juga: Harga Bitcoin Jatuh ke Level US$ 38.000, Masih Bisa Turun Lagi?

CAR merupakan sekutu dekat Rusia sejak era konflik. Tentara bayaran Rusia dari Wagner Group telah membantu memerangi pasukan pemberontak.

Sejalan dengan itu, ilmuwan komputer Sydney Tickaya mengatakan, penggunaan mata uang kripto di negara semiskin itu masih terlalu dini dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.

"Akses internet masih terbelakang di negara ini, sementara Bitcoin sepenuhnya bergantung pada internet," katanya kepada BBC.

Mengutip WorldData, pada 2019, hanya 4% orang di CAR yang memiliki akses internet. CAR dinilai memiliki masalah yang lebih mendesak seperti keamanan, pendidikan, dan akses ke air minum.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×